Anggota Divisi Fatwa dan Pengembangan Tuntutan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Wawan Gunawan Abdul Wahid mendukung wacana haji cukup satu kali yang dimunculkan oleh Menko PMK Muhadjir Effendy.
Menurutnya, gagasan haji cukup satu kali bukan hal baru. Tapi sudah lama dicetuskan oleh mantan anggota MPR RI sekaligus pengasuh pondok pesantren Tebuireng, almarhum Shalahuddin Wahid atau Gus Sholah.
“Ada alasan yang bisa dilekatkan pada haji satu kali, misalnya alasan tabzir. Karena haji yang kedua dan seterusnya itu bukan wajib kerjakan. Haji berulang-ulang itu dapat dikualifikasikan perbuatan tabzir (mubazir) yang dilarang agama,” kata Wawan, Selasa (29/8/2023).
Selain alasan tabzir, orang yang melaksanakan ibadah haji lebih dari satu kali juga dianggap tidak sesuai dengan fikih prioritas (Fiqh al-Awlawiyah atau Fiqh Maratib al-A`mal) karena menghalangi orang lain yang berhak menunaikan haji. Akibatnya, antrean haji bisa lebih panjang.
“Menghalangi antrean orang-orang yang lebih berhak untuk segera menunaikan haji. Jika diasumsikan setiap tahun 5 peratus yang tunaikan haji sunah maka ada 11.000 yang ambil jatah orang antre haji,” jlentreh Wawan.
“Padahal berdasarkan fikih prioritas ada entitas masyarakat yang lebih layak dibantu dengan ongkos haji yang berulang itu,” imbuh dia.
Sebelumnya, Menko PMK RI, Muhadjir Effendy mewacanakan larangan haji lebih dari sekali. Bagi mereka yang sudah berhaji dan ingin melaksanakan lagi dengan alasan rindu ke tanah suci, Muhadjir menyarankan untuk melaksanakan umrah saja.
“Kalau kangen itu bisa ikut haji kecil, umrah itu haji kecil. Bedanya cuma nggak wukuf aja, yang lain sama,” ujarnya.
Selain tidak memiliki batasan waktu, ibadah umrah tidak menghitung kuota tertentu sebagaimana penyelenggaraan ibadah haji.
“Artinya, sebetulnya sudah ada sejak dulu, Rasulullah juga menyarankan umrah, itu termasuk haji kecil. Jadi kalau kangen, itu umrah. Kalau itu nggak dibatasi, tiap bulan juga boleh,” papar Muhadjir.
Dia juga mencontohkan dirinya yang tak pernah naik haji selama jadi menteri. “Sekali seumur hidup saja, saya kira cukup. Saya selama menjadi menteri, alhamdulillah tidak pernah naik haji,” tegasnya. (afn/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News