Dr Sholikh Al Huda Jabat Ketua Korda Alumni Pesantren YTP (HAPRRI) Wilayah Sidoarjo
Sholikh Al Huda (dua dari kiri) di Musyda ke-2 HAPRI di Aula Mas mansur PWM Jatim. foto: ist

Alumni Pesantren YTP Kertosono Surabaya-Sidoarjo mengadakan Musyawarah Daerah (Musyda) dalam rangka silaturahmi dan konsolidasi organisasi almuni.

Musyawarah Daerah (Musyda) Himpunan Alumni Pesantren Ar Rodlotul Ilmiyah (HAPRI) YTP Kertosono-Nganjuk Korda Surabaya-Sidoarjo dengan tema ” HAPRRI Sebagai Benteng Pesantren” diilaksanakan di Aula KH Mas Mansur Gedung Dakwah Muhammadiyah Jawa Timur, Ahad (3/9/2023).

Pada acara tersebut hadir para Pengasuh Pesantren YTP, di antaranya KH Ali Mansur Kastam, KH Jakfar, Gus Syaiful Al Ali dan Ustaz Juwari. Juga hadir Pengurus Pusat HAPRI, Muslimin (Ketua), Gus Bustam, Gus Amam, Mauludah, Indah, dan 200 alumni dari kawasan Surabaya-Sidoarjo menghadiri acara tersebut.

Agenda Musyda ke-2 HAPPRI diawali sambutan ketua panitia Sufyan Atsauri (Guru SD Muhammadiyah 15 Surabaya).

“Kami mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf jika dalam pelaksanaan musyda masih banyak kekurangan,” katanya.

Ketua HAPPRI Korda Surabaya-Sidoarjo Ustaz Mohammad Irjik  mengatakan, peran alumni sangat diharapkan dan dibutuhkan untuk kemajuan Pesantren YTP.

“Sehingga organisasi alumni HAPPRI punya posisi strategis, oleh karena itu dibutuhkan konsolidasi dan penyegaran kepengurusan agar semakin maju dan berkembang”.

KH Ali Mansur Kastam dalam tausiahnya menuturkan, orang yang mau melaksanakan ajaran Islam secara komit maka hidupnya akan damai dan bahagia. Kata dia, ada dua model almuni YTP, yaitu model Al Qooidun dan Al Mujahidun.

“Model Al Qooidun adalah mereka yang cukup menjadikan ajaran Pesantren YTP di praktekkan untuk diri dan keluarga saja, serta mereka hanya beraktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan keluarga,” jelas Ali Mansur .

“Sementara Al Mujahidun adalah mereka yang tidak sekedar menerapkan ajaran Pesantren YTP untuk urusan diri dan keluarganya, tetapi juga aktif menyebabkan ke masyarakat secara luas sehingga mereka aktif di berbagai organisasi masyarakat, dan model ini yang bagus,” imbuh dia

Agenda musyda dilanjutkan dengan rapat kebijakan dan pemilihan formatur. Pada Musyda Ke-2 HAPPRI menghasilkan dua keputusan, yakni:

Pertama, pengembangan organisasi dengan memisah kepengurusan Korda HAPPRI Sidoarjo dan Surabaya yang sebelumnya bersatu.

Kedua, menghasilkan Ketua Korda HAPPRI Sidoarjo adalah Dr Sholikh Al Huda, M.Fil.I.
Sholikh adalah almuni Pesantren YTP Kertosono yang pernah nyantri pada tahun 1994-1997.

Dia kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya mulai dari S1 Politik Islam, S2 Filsafat Islam, S3 Filsafat Islam. Dan sekarang mengabdi di Universitas Muhammadiyah Surabaya sebagai Dosen dan Sekretaris Direktur Pascasarjana UM Surabaya.

Selain aktif di UM Surabaya, Sholikh juga seorang aktivis sejak Mahasiswa sampai sekarang. Saat ini dia aktif sebagai Wakil Ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah Jawa Timur, dan pernah menjadi sekretaris umum PW Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur, dan Sekretaris Umum DPD KNPI Jawa Timur dan juga aktif di Karang Taruna Jawa Timur.

Sholik mengatakan, salah satu yang harus segera dilakukan oleh Pesantren YTP menghadapi era revolusi teknologi adalah dengan pengembangan santri yang melek digital, dan untuk pengembangan pesantren adalah dengan menguatkan peran ekonomi pesantren atau pesantren entrepreneur.

“Maka, insya Allah melalui Pengurus HAPPRI Korda Sidoarjo, kita siap membantu dan kolaborasi dengan pengurus Pesantren untuk mengembangkan Pesantren YTP Berkemajuan,” ujarnya. (is)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini