Allah berasal dari akar kata a-la-ha yang berarti Zat yang dituhankan oleh hati, yang dicintainya, yang karenanya hati menjadi bahagia, yang diterima hati dengan segala kerelaan, dan yang menjadi tempat hati bergantung.
Lebih dari itu, sangat tidak mungkin hati mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan dengan yang lain kecuali dengan-Nya.
Untuk itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan sebuah doa bagi yang sedang ditimpa musibah:
اللَّهُ اللَّهُ ربِّي لا أشرِكُ بِهِ شيئًا
“Allahu, Allahu Rabbi la Usyriku bihi syai’an.”
(Allah, Allah Rabbku, aktu tidak menyekutukan Engkau dengan sesuatu pun). (HR Abu Dawud).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan, ketika seseorang diterpa banyak masalah, dirundung kegundahan, dan impitan hidup, Rasulullah SAW juga mengajarkan zikir:
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ
“Hasbunallah wani’mal-wakil, ni’mal-mawla, wani’man-nashir.”
(Cukuplah Allah tempat berserah diri bagi kami, sebaik-baik pelindung kami, dan sebaik-baik penolong kami).
Adapun ketika marah, Rasulullah menuntunkan untuk berlindung kepada Allah SWT:
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 200)
Sulaiman bin Shurad radhiyallahu ‘anhu berkata:
كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجُلاَنِ يَسْتَبَّانِ، فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ، وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ
“Pada suatu hari aku duduk bersama-sama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedangkan dua orang lelaki saling mengeluarkan kata-kata kotor satu dan lainnya. Salah seorang daripadanya telah merah mukanya dan tegang pula urat lehernya.
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya aku tahu satu perkataan sekiranya dibaca tentu hilang rasa marahnya jika sekiranya ia mau membaca, ‘A’udzubillahi minas-syaitani’ (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya hilang kemarahan yang dialaminya.” (HR. Bukhari, no. 3282)
Juga ada hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا غَضِبَ الرَّجُلُ فَقَالَ أَعُوْذُ بِاللهِ ، سَكَنَ غَضْبُهُ
“Jika seseorang dalam keadaan marah, lantas ia ucapkan, ‘A’udzu billah (Aku meminta perlindungan kepada Allah)’, maka redamlah marahnya.” (HR. As-Sahmi dalam Tarikh Jarjan, 252). (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News