Di Panggung Bumi, Mengapa Harus Saling Menyakiti?
foto: easternct.edu

*) Oleh: Ferry Is Mirza

Di dunia ini kita akan selalu menemukan kehidupan orang lain yang lebih baik dari kehidupan kita.

Jika merasa kaya, maka akan ada yang lebih kaya. Jika merasa cantik dan gagah, maka akan ada yang lebih cantik dan lebih gagah.

Jika merasa punya rumah megah, maka akan ada rumah yang lebih megah. Jika merasa punya kendaraan mewah maka akan ada kendaraan yang lebih mewah. Dan seterusnya.

Maka di sinilah ada kaedah sederhana bagi seorang muslim agar hidup menjadi tenang dan bahagia, yaitu senantiasa merasa bersyukur atas segala apa yang Allah berikan.

Dalam Surat Adh Dhuha ayat 11 Allah Ta’ala berfirman:

“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaknya engkau nyatakan (dengan bersyukur).”

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa, pentingnya membalas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan cara bersyukur. Walaupun itu kadang sederhana,

Sebab dengan bersyukur Allah akan menambah nikmat kita. Dengan bersyukur akan menjadikan kita lebih merasa tenang.

Sebab dengan bersyukur adalah merupakan amalan yang besar pahalanya. Dan sebab bersyukur menjadikan Allah mencintai dan meninggikan derajat hamba-Nya.

Karena orang yang syukur adalah orang yang benar-benar telah mengumpulkan banyak amalan- amalan hati yang sangat tinggi nilainya.

Ia tidak memiliki rasa hasad dengan nikmat orang lain, dan ia senantiasa berhusnuzan kepada Allah, bahwasanya apa yang Allah tetapkan baginya itulah yang terbaik baginya…

Ya Allah, anugerahkanlah kami sifat yang mulia ini. Agar kami menjadi hamba yang senantiasa bersyukur dan qana’ah atas segala karunia-Mu.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.

Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.”(QS. Al-Hadid: 20)

Jadi ingat lagu Panggung Sandiwara ciptaan Taufiq Ismail dan Ian Antono yang hits dinyanyikan Ahmad Albar bersama God Bless.

Dunia ini panggung sandiwara/Ceritanya mudah berubah
Kisah Mahabrata/Atau tragedi dari Yunani

Setiap kita dapat satu peranan/Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar/Dan ada peran berpura-pura

Dan bumi tempat kita berpentas ini, kata Mbah Goegle, hanyalah sebuah planet kecil di antara miliaran planet di jagat raya.

Andai sore nanti bumi hancur berkeping-keping ditabrak benda benda angkasa, ya tidak berpengaruh apa-apa buat keberadaan alam semesta. Ibarat air laut keciduk cuma segalon doang.

Kita di sini, di punggung bumi ini mengapa harus saling mencaci, saling mem-bully, saling membenci, bahkan saling menyakiti. Hanya demi gengsi dan sesuap nasi..

Kalian sipil atau bukan, kalian pejabat atau bukan, kalian beruang atau pas-pasan
Semua kita hanyalah penumpang gratis. Di punggung bumi ini.

Peran kita semua itu sesuai skenario Allah Wa Ta’ala. Terseyumlah! Jangan banyak bertingkah. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini