Unduh Keberkahan Usia dan Harta
foto: fondationdubocage.org

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. al-‘Ashr 1-3).

Setiap manusia menginginkan hidupnya penuh makna dan diingat oleh mereka yang mengenalnya. Tapi banyak pula yang bingung memaknai kehidupan di alam fana dan terjerumus dalam pesona yang duniawi semata.

Panjang pendek usia manusia di dunia ternyata tak selalu berbanding dengan keberkahan yang dia dapatkan karena kebaikannya selama bernyawa. Manusia yang berusia pendek pun bisa mempunyai usia keberkahan melebihi hidupnya.

Karena keberkahannya selama hiduplah yang membuat seseorang itu lebih dikenang dan perjalanan hidupnya menjadi pelajaran untuk manusia yang lain.

Dengan mengingatnya akan mendekatkan manusia di jalan kebaikan yang diridai-Nya. Keberkahan hidupnya yang jauh melebihi usianya di dunia fana ini, itulah bekal yang sesungguhnya.

Jika Allah mencintai seorang hamba, maka setelah ia berpulang kembali pada-Nya, kebaikannya akan dikenal dan dikenang umat, dan banyak orang yang akan bersaksi atas kebaikan yang dilakukannya selama hidup.

Mencari rezeki dari jalan yang halal merupakan syarat mutlak bagi terwujudnya keberkahan.

لاَ تَسْتَبْطِئُوْا الرِّزْقَ ، فَإِنَّهُ لَنْ يَمُوْتَ الْعَبْدُ حَتَّى يَبْلُغَهُ آَخِرُ رِزْقٍ هُوَ لَهُ، فَأَجْمِلوُاْ فِيْ الطَّلَبِ: أَخْذِ الْحَلَالِ، وَترَكِ الْحَرَامِ.

“Janganlah kamu merasa bahwa rezekimu datangnya terlambat. Karena sesungguhnya, tidaklah seorang hamba akan meninggal, hingga telah datang kepadanya rezeki terakhir (yang telah ditentukan) untuknya.

Maka, tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, yaitu dengan mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram.” [HR ‘Abdur-Razzâq, Ibnu Hibbân, dan al-Hâkim].

Meminta-minta (mengemis) dalam mencari rezeki, termasuk perbuatan yang diharamkan dan tidak mengandung keberkahan.

Dalam salah satu hadis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan sebagian dampak hilangnya keberkahan dari orang yang meminta-minta:

(ما يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِيْ وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ). متفق عليه

“Tidaklah seseorang terus-menerus meminta-minta (ngamen) kepada orang lain, hingga kelak akan datang pada hari kiamat, dalam keadaan tidak ada secuil daging pun melekat di wajahnya.” (Muttafaqun ‘alaih). (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini