Lima Aspek Transformatif yang jadi Perhatian Dikdasmen PNF Hingga 2027
SD Muhammadiyah 6 Surabaya. foto: kemdikbud.go.id
UM Surabaya

Upaya memajukan mutu dan kualitas pendidikan tingkat dasar dan menengah di Persyarikatan Muhammadiyah terus diakselerasi oleh Majelis Pendidikan, Dasar, Menengah, dan Pendidikan Non Formal (Dikdasmen PNF).

Ketua Majelis Dikdasmen PNF Pimpinan Pusat Muhammadiyah Didik Suhardi menegaskan, upaya tersebut merupakan tindak lanjut atas amanat hasil Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta yang lalu.

“Untuk lima tahun ke depan, ada lima aspek transformatif yang menjadi perhatian utama Majelis Dikdasmen PNF pada lembaga pendidikan di Persyarikatan Muhammadiyah, termasuk panduan teknisnya,” katanya dalam perbincangan di channel youtube Suyanto.id, Rabu (6/9/2023).

Kelima aspek transformatif tersebut, sebut Didik, adalah:

1. Aspek sistem gerakan yang diterjemahkan dalam proses pembelajaran

2. Aspek organisasi dan kepemimpinan yang diterjemahkan dalam proses tata kelola

3. Aspek jaringan yang diterjemahkan dalam bentuk kolaborasi

4. Aspek sumber daya manusia, baik tenaga pendidik maupun peserta didik

5. Aspek aksi pelayanan yang diterjemahkan dalam bentuk delivery modalities untuk jenis pendidikan formal dan non formal guna memperluas akses jangkauan pendidikan bagi rakyat Indonesia.

“Ini yang menjadi konsen, menjadi perhatian utama di Majelis Dikdasmen PNF terkait dengan hasil utama dan program kerja. Bagaimana cara menerjemahkan ke dalam program teknis di majelis,” beber Didik

Dia melanjutkan, visi transformasi ini merupakan salah satu visi yang harus diterjemahkan dan tentu dalam menerjemahkan ini kami referensinya pada hasil Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo.

“Di mana ada lima amanah yang saya kira harus diterjemahkan dalam bentuk rencana strategis dan program dalam waktu lima tahun,” timpalnya

Kelima aspek peningkatan mutu pendidikan dasar menengah ini di atas kata Didik menjadi prioritas karena Persyarikatan Muhammadiyah berkontribusi hampir tiga persen pada pendidikan nasional yang sebetulnya menjadi kewajiban negara.

Dari sekira 214.000 lembaga pendidikan dasar menengah di Indonesia, 6.000 di antaranya adalah berasal dari Muhammadiyah.

“Nah tentu ini kita harus punya prioritas. Memang seperti kita ketahui bahwa sekarang ini kan kita juga harus bersaing, berkompetisi dengan sekolah-sekolah lain Madrasah lain yang memang mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk memberikan pelayanan khususnya sekolah-sekolah yang berbasis Islam. Tentu ini perlu prioritas dalam bentuk peningkatan mutu,” katanya. (afn/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini