*) Oleh: Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri
1. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata bahwa ada seseorang yang telah berkata:
“Wahai Rasulullah, si fulanah meninggal dan telah beristirahat.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun marah dan bersabda: “Sesungguhnya yang disebut beristirahat itu hanyalah orang yang diampuni (dosa-dosanya).” (HR Ahmad VI/69 dan 102, serta Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah VIII/290, lihatlah Silsilah ash-Shahihah IV/286)
2. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Kematian dengan mendadak adalah istirahat bagi orang mukmin dan penyesalan bagi orang kafir. ” (HR Ahmad no. 25042, al Baihaqi no. 6811, dan ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Susah no. 3129, dari ‘Aisyah)
Mukmin itu dianggap istirahat apabila dia telah menyiapkan berbagai perbekalan yang banyak menuju kehidupan setelah kematian, maka dia dianggap istirahat dari beban dunia, kelelahan, dan penderitaan sakaratul maut.
3. Seorang laki-laki telah bertanya kepada Imam Ahmad bin Hambal, dan berkata:
“Kapankah seorang hamba akan merasakan nikmatnya istirahat? Maka dia pun berkata kepadanya, “Ketika pertama kali kakinya telah menginjak surga.” (Mawaa’izh Imam Ahmad bin Hambal, hal. 37, oleh Syaikh Shalih Ahmad asy-Syaami)
Semoga bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News