Mualaf Pilih Muhammadiyah sebagai Tempat Berdakwah
Pengurus LPCRPM PP Muhammadiyah bersama Bayu Kurniawan (tengah). foto: ist

Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) PP Muhammadiyah berlangsung sukses. \

Acara yang telah diselenggarakan dan disaksikan Ketua PP Muhammadiyah Dahlan Rais yang bertanggung jawab atas pengembangan cabang ranting dan pembinaan masjid.

Berdasarkan laporan dari Muhammad Utama Al Faruqi, kampung yang menjadi pusat perhatian adalah Kp. Sri Rahayu, yang sebelumnya merupakan tempat masyarakat yang terpinggirkan.

Di bawah bimbingan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), penduduk kampung ini mengalami perubahan signifikan.

Berkat Muhammadiyah, kampung ini mengalami transformasi dari penyelamatan pendidikan anak-anak, pelayanan kesehatan yang lebih baik, hingga kemajuan dalam bidang sosial lainnya.

Menurut Al Faruqi, hasil dari upaya ini sangat mencengangkan. Di mana persentase anak-anak yang awalnya putus sekolah dengan perbandingan 9:1, kini berbalik menjadi 1:9.

Masyarakat yang sebelumnya menerima santunan, sekarang aktif berinfak dan menabung untuk keperluan kurban. Bahkan, setiap bulan, terdapat 40 pengajian yang diadakan di ranting ini.

Ketika rombongan tiba di kampung pada pagi hari, kesan pertama yang Al Faruqi rasakan adalah betapa kampung ini telah berubah menjadi pemukiman yang tertata dan bersih.

Sepertinya peradaban dan perubahan positif telah meresap begitu dalam, seperti sinar matahari yang menerangi pagi itu.

Menemukan Surat Al-Ma’un

Acara puncak berlangsung di sebuah rumah yang telah diubah menjadi “rumah dakwah.” Banyak tamu yang berkumpul di sana, termasuk masyarakat binaan dan rombongan Rakernas.

Salah satu narasumber, Arwan Ahmad Khoiruddinn, berbicara tentang pengalaman mereka selama kunjungan.

Ketua dari rumah dakwah ini adalah Bayu Kurniawan, seorang keturunan Tionghoa yang baru-baru ini memeluk Islam.

Pada awalnya, ketika berbicara, tidak ada yang akan menduga bahwa dia memiliki latar belakang keturunan Tionghoa dan pernah beragama Katolik.

Ini adalah hal yang wajar, mengingat sebagian besar orang Jawa memiliki penampilan yang beragam, sering kali menyerupai warga Korea.

Bayu Kurniawan kemudian menceritakan perjalanannya menuju Islam, yang dimulai ketika dia mempelajari Alquran dan menemukan Surat Al-Ma’un.

Kegemarannya dalam kegiatan sosial telah membawanya untuk memeluk Islam, terutama setelah membaca surat tersebut.

Kemudian, Bayu Kurniawan mengungkapkan kekagumannya terhadap Muhammadiyah dan bagaimana Persyarikatan telah membuat pemahaman dan pengamalan Islam menjadi lebih sederhana baginya.

Pesannya kepada para tamu, terutama para pengurus LPCRPM Muhammadiyah, adalah inspiratif: “Jika saya yang baru saja masuk Islam mau berjuang dengan Muhammadiyah, lalu bagaimana Anda yang sudah ber-Islam sejak lahir?”

Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan kepada Bayu Kurniawan dan semua mualaf lainnya. Bayu, yang mengenakan songkok dengan logo Muhammadiyah, berdiri di tengah-tengah tokoh-tokoh penting dalam acara ini, termasuk Drs. Jamaluddin Ahmad, S.Psi., Prof. Dr. Moh. Da’i, dan Drs. Safar Nasir, M.Si, serta Wakil Rektor UMP dan pimpinan PCM setempat.

Ini adalah momen bersejarah yang menggambarkan keberhasilan perubahan positif dalam masyarakat Sri Rahayu, Purwokerto Selatan, berkat kerjasama antara UM Purwokerto dan Muhammadiyah. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini