Realitas Keragaman Jadi Alasan Lahirnya Lembaga Dakwah Khusus Muhammadiyah
Muhammad Arifin
UM Surabaya

Realitas keragaman menjadi pertimbangan mendasar Persyarikatan Muhammadiyah dalam melaksanakan dakwah Islam. Realitas inilah yang mendasari lahirnya Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) di struktur UPP organisasi Muhammadiyah.

Menurut Ketua LDK PP Muhammadiyah Muhammad Arifin, lahirnya LDK berangkat dari ayat ke-31 Surat Al-Hujurat terkait tujuan dari ragam penciptaan manusia, yaitu agar manusia saling mengenal satu sama lain.

“Dari sinilah yang menjadi alasan mengapa harus ada dakwah komunitas karena kita menghadapi berbagai komunitas yang berbeda dengan pendekatan yang sama sekali berbeda dengan dakwah bil mimbar,” ungkap Arifin dalam kultum Gerakan Subuh Mengaji, Rabu (6/9/2023).

Selain itu, eksistensi LDK kata dia berasal dari ayat ke-4 Surat Ibrahim yang menyatakan bahwa setiap Nabi yang diutus pada suatu kaum, berbicara atau berdakwah dengan bahasa kaum tersebut. Ayat ini juga menegaskan agar para dai hanya mengajak pada kebaikan, bukan memaksa untuk mengikuti.

“Oleh karena itu, menurut saya sudah wajiblah hukumnya adanya LDK ini dalam rangka memenuhi kebutuhan, apalagi kita hidup di negara Indonesia ini yang kaya dari berbagai macam keberagaman suku, ras, budaya. Maka di sini membutuhkan sebuah model dakwah yang bisa menyesuaikan karakter masing-masing (komunitas) yang ada, maka di sinilah Muhammadiyah hadir dengan lembaga yang sangat khusus yaitu LDK,” jelasnya.

Dari kesadaran realitas itu, dakwah LDK ke berbagai daerah terpencil kata dia hanya mengajak pada kebaikan dan pencerahan.

Siapa pun orang yang ditemui, baik muslim maupun non muslim akan ditolong untuk naik taraf hidupnya dan gembira. Dai LDK bahkan dilarang memaksa mereka masuk Islam selaras dengan perintah Surat An-Nahl ayat 125.

Usaha efektivitas dakwah yang memahami realitas keragaman ini kata Arifin telah diperhatikan pada Rakornas LDK PP Muhammadiyah di UMS, pekan lalu. Para rakornas ini, diputuskan untuk membentuk trainer dan bimbingan teknis bagi dai-dai lokal.

“Sehingga jika selama ini masih dengan dai-dai dari pusat, ke depan maka dai-dai lokal yang akan berperan (di daerah sasaran), saya kira itu lebih efektif,” tegas Arifin. (afn/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini