Wakaf uang dinilai memiliki peluang besar untuk memberdayakan kelompok rentan, termasuk pemberdayaan kaum perempuan miskin tulang punggung keluarga. Tidak hanya di Indonesia, para diaspora pun diprediksi memiliki potensi besar untuk membantu peningkatan pertumbuhan ekonomi termasuk di dalamnya wakaf uang.
Merespons hal itu, Pusat Studi Islam Perempuan dan Pembangunan (PSIPP) Institute Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta bersama Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Jerman Raya dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin menggelar seminar hybrid bertajuk ‘Wakaf Uang dan Diaspora Indonesia, Sabtu (9/9/2023).
Kegiatan ini dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Federal Jerman, Dr, Arif Havas Oegroseno, Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2005-2015 Prof Din Syamsuddin, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti, Dewan Pakar Majelis Pemberdayaan Wakaf PP Muhammadiyah Prof Raditya Sukmana, Ketua Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) MUI Habiburrahman El Shirazy, dan sejumlah tokoh lainnya.
Dalam sambutannya, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Jerman Raya, dr. Diyah Nahdiyati menyambut baik kegiatan tersebut karena memiliki dampak bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Diyah pun berharap kegiatan ini menjadi awal mula sinergisitas antara dua negara Indonesia dan Jerman.
“Ini bukan hanya diskusi hybrid saja, tetapi ke depan bisa menjadi jembatan kerja sama antara dua lembaga yakni PSIPP ITB-AD dan PCIM Jerman serta dua negara Indonesia dan Jerman,” ujar Diyah di Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin.
Rektor Institute Teknologi (ITB) Ahmad Dahlan Jakarta, Dr. Mukhaer Pakkkanna, mengakui PSIPP secara intensif telah melakukan kajian mendalam terkait isu perempuan dan pemberdayaan ekonomi, serta melakukan advokasi.
Menurutnya kemiskinan sangat lekat dengan perempuan. Gerakan advokasi ini penting dilakukan pada perempuan karena sering kali mereka mengalami keterbatasan akses lembaga keuangan, program-program keuangan inklusif.
“Diskusi pada hari ini bermaksud mendekatkan perempuan pada sumber-sumber keuangan, seminar hybrid ini juga mendekatkan diaspora Indonesia di Jerman dan negara lainnya menjadi wakif, agar bisa memberikan wakafnya untuk para perempuan. Apa yang dilakukan PSIPP bagian meneguhkan pentingnya alokasi wakaf uang harus tepat pemanfaatan, tepat sasaran, mereka yang menjadi maukuf alaihi (penerima wakaf),” terang Mukhaer.
Sebagai informasi, kegiatan seminar ini diinisiasi oleh tiga lembaga yakni Pusat Studi Islam Perempuan dan Pembangunan ITB Ahmad Dahlan Jakarta, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Jerman Raya, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin.
Dalam seminar hybrid ini menghadirkan tiga narasumber, yakni Prof. Hilman Latief (Bendahara PP Muhammadiyah dan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama), Prof. Dr. Suhairi (Wakil Rektor I IAIN Metro Lampung) dan Dr. Yuke Rahmawati (Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Sekretaris Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kota Tangerang Selatan).
Kegiatan yang dihadiri lebih dari ratusan peserta online dari berbagai provinsi, termasukan ada beberapa yang menonton zoom secara bersamaan, barengan seperti IMM UIN Jakarta dan BEM ITB Ahmad Dahlan Jakarta, serta puluhan peserta offline dari berbagai kota di Jerman ini berlangsung kurang lebih selama tiga jam.
Para peserta baik offline maupun online mendapatkan buku gratis “Wakaf Uang untuk Pemberdayaan Perempuan Tulang Punggung Keluarga, yang merupakan hasil kajian tim PSIPP ITBAD Jakarta dan digawangi Yulianti Muthmainnah (Ketua PSIPP ITBAD Jakarta), dan sejumlah akademisi kompeten lainnya. (*/ded)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News