Muhammadiyah Desak UNHCR Serius Perhatikan Nasib Pengungsi di Indonesia
Abdul Mu'ti. foto: ist

Indonesia menjadi negara transit bagi para pengungsi pencari suaka asal wilayah konflik seperti Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah, hingga Myanmar (Rohingya).

Ketidakjelasan nasib mereka yang tertahan di Indonesia, menjadikan banyak pengungsi tersebut yang melahirkan anak-anak dengan status tanpa kewarganegaraan (stateless).

Terlantarnya nasib para pengungsi pencari suaka di Indonesia turut menjadi perhatian Muhammadiyah. Selain memberikan pelayanan pendidikan dan kemanusiaan, Muhammadiyah juga menyuarakan di dunia internasional.

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mendorong tanggung jawab aktif Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) untuk aktif menyelesaikan masalah ini.

“Ini isu besar yang harus aktif dikomunikasikan pada tingkat negara dan UNHCR sebagai lembaga terkait yang bertanggung jawab,” ujarnya dalam forum dialog internasional Sant’Egidio di di Verti Music Hall Mercedes-Platz 2, Berlin, Jerman, Senin (11/9/2023).

Kata dia, Muhammadiyah akan terus memperhatikan nasib mereka, di samping nasib para gelandangan dan anak-anak tunawisma asal negeri sendiri. Sebab, hal ini merupakan bagian dari upaya menjalankan kewajiban agama Islam.

Tunawisma beserta para pengungsi di atas, kata dia masuk dalam kategori Ibnu Sabil yang patut mendapatkan pertolongan melalui dana zakat, infak, maupun sedekah.

“Saya kira kita bisa menatap kerja sama untuk menangani masalah ini dan tidak berputus asa, saya paham sekali bahwa masalah ini sangat kompleks dan terkait dengan perang dan lain-lain,” tandas Mu’ti.

Mu’ti juga menyinggung perlunya perhatian serius dari empat pihak seperti orang dewasa, masyarakat, pemerintah, dan orang tua agar hak hidup anak yang ideal dapat terjamin. Paparan teknologi seperti gadget perlu menjadi perhatian agar anak-anak tidak tercerabut dari interaksi sosial di masyarakat.

“Sebagai pewaris masa depan, anak-anak juga diharapkan untuk dibantu oleh empat pihak di atas supaya potensi dan bakat mereka teraktualisasi. Termasuk tumbuhnya sikap bertanggung jawab, menghargai hak orang lain, perbedaan ras, agama, dan budaya pada diri anak-anak itu,” jabar Mu’ti.

Terakhir, atas nama Muhammadiyah, Mu’ti mengapresiasi atas kerja sama yang selama ini terjalin dengan komunitas internasional Sant’Egidio. Dia berharap, kerja sama di bidang pendidikan dan sosial semakin meningkat di masa depan.

“Muhammadiyah sudah bekerja sama dengan Sant’Egidio untuk pengungsi Rohingnya dan pendidikan di Indonesia. Terima kasih Sant’Egidio untuk kerja sama yang sangat bermakna untuk membawa anak-anak kita menjadi generasi masa depan dan pewaris dunia kita,” tuturnya. (afn/ded)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini