Jangan Biarkan Pujian dan Hinaan Menetap di Kalbu
foto: pond5.com
UM Surabaya

*) Oleh: Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri

Bagi seorang mukmin, dipuji dan dihina, akan dirasa sama saja, karena keduanya adalah ujian.

Dipuji tidak bangga, dihina tidak berduka.

Pujian dan hinaan jadikan saja sebagai angin lalu, jangan biarkan menetap di Kalbu.
Yang terpenting adalan cara menyikapinya.

Kadang begitu mudahnya lisan menghina, merasa lebih mulia daripada insan lainnya.
Seolah menolak lupa, setiap orang memiliki takdir berbeda.

Dan, bisa jadi, apa yang dihinakan akan terjadi pada yang menghina, dan yang dihina menjadi yang menguatkan, karena telah berhasil menjalani takdirnya.

Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini