Wakil Ketua Majelis Pustaka Informasi dan Digitalisasi PP Muhammadiyah Ismail Fahmi menggugah keprihatinan serius mengenai situasi judi online yang sedang menghantui Indonesia saat ini. Unggahan itu ia beberkan melalui akun twitternya, @ismailfahmi pada Selasa (19/9/2023).
Dalam sebuah penelitian yang berlangsung dari 1 Mei 2023 hingga 22 Agustus 2023, melalui kanal Facebook menggunakan CrowdTangle dan pendekatan kata kunci seperti Slot, Gacor, Slotgacor, Slotonline, Slotterpercaya, dan Situsgacor, Fahmi menemukan data yang mengkhawatirkan.
Penelitian yang dilakukan pemilik Drone Emprit ini mengungkap bahwa ada sebanyak 3.656 akun yang aktif membicarakan judi online, terutama dalam bahasa Indonesia, di platform Facebook.
Mereka telah mengunggah sebanyak 105.936 postingan, yang kemudian mendapatkan lebih dari 28 juta interaksi dari pengguna lain.
Terlebih lagi, para pelaku judi online ini terus menerus mengunggah konten, dengan rata-rata lebih dari 800 postingan per hari.
Salah satu akun yang menjadi sorotan adalah “Raspody Blog” dengan 58 ribu pengikut dan telah mengunggah sebanyak 526 postingan mengenai judi online.
Dalam pengamatan, akun tersebut terkategori sebagai akun gaming, dan mereka melibatkan uang dalam aktivitas tersebut. Mereka juga membagikan informasi mengenai cara setor ID, nomor rekening bank, dan sejenisnya.
Perdebatan apakah permainan ini termasuk dalam kategori judi atau tidak juga mencuat. Dalam berbagai halaman web yang mereka hack, termasuk http://go.id dan http://ac.id, pemilik permainan telah menyatakan secara eksplisit bahwa aktivitas tersebut adalah bentuk judi. Frasa seperti “judi Toto”, “toto judi online”, “judi bandar togel”, dan “toto togel” tercantum dalam deskripsi permainan tersebut.
Dengan temuan-temuan ini, muncul keprihatinan serius tentang dampak perjudian online di Indonesia, terutama di kalangan pemuda. Masih perlu diperhatikan apakah aktivitas seperti yang dilakukan oleh “Raspody Blog” dan akun serupa seharusnya diatur sebagai bentuk perjudian yang meresahkan.
Peningkatan kesadaran dan tindakan segera mungkin dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini sebelum merembet lebih jauh dan memberikan dampak negatif yang lebih besar kepada generasi muda Indonesia. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News