*) Oleh: Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri
Ketika mata kerap kali melihat sesuatu yang indah, menyenangkan, menggembirakan dan tentunya membahagiakan.
Dan tentunya, itulah keistimewaan yang terlihat oleh mata, sebuah kelebihan yang dimiliki orang lain. Seolah, perasaan senang bercampur haru juga kesedihan.
Akankan esok aku mampu seperti mereka?
Kenapa aku tidak bisa seperti mereka?
Kenapa aku sangat jauh tertinggal dengan mereka?
Kadang-kadang, ketika mengingat ujian yang sedang dihadapi dalam langkahnya, di situlah Allah juga menguji diri dengan mata melihat begitu banyak kebahagiaan yang sedang dirasakan oleh orang lain.
Mampukah hati terkontrol untuk tetap bersyukur, meski seolah hati berkecamuk bisa jatuh dalam lubang kufur? Soal kelebihan dan kekurangan.
Tentu itu menjadi perihal keistimewaan yang Allah tetapkan sebagai tabiat setiap manusia.
Dengan kekurangan yang semestinya sadar diri, bahwa manusia harus senantiasa belajar dan terus muhasabah diri.
Dengan kelebihan, semestinya menjadikan manusia bersikap tawadu (rendah hati) pada Sang Rabbi yang Maha Mengetahui.
Ketahuilah..
Tidak terlihat hina kekuranganmu di mata Allah Azza wa Jalla.
Jika engkau mengerti dan mensyukuri setiap kebaikan dari kekuranganmu yang ada. Dan dengan begitu, hatimu senantiasa bersyukur atas penciptaan-Nya.
Dengan menata hati untuk senantiasa takut kepada-Nya, dan belajar menjadi manusia yang taat akan perintah-Nya.
Jangan engkau merasa terpuruk sampai hilang arah, mengatakan Allah tak adil, jika itu hanya sebatas kekurangan kemolekan fisik yang engkau punya.
Ingat, Allah tak memandang seberapa cantik atau tampan fisikmu. Namun Allah memandangmu, seberapa takut engkau kepada-Nya.
Dan Allah memandangmu, dari ketaatanmu kepada-Nya, yakni hanya melihat amal kebaikanmu yang engkau ikhtiarkan untuk senantiasa mengingat-Nya, dengan yakin adanya Allah sebagai Zat yang Maha Agung, Sang Maha Pencipta.
Wallaahu a’lam bishshawab. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News