*) Oleh: Dr Nurbani Yusuf
Michael H. Heart, penulis buku The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History, menyebut Muhammad saw di urutan pertama. Dengan berbagai pertimbangan argumentatif.
Tapi bukan itu yang membuat Muhammad saw menjadi manusia teragung yang di dalam dirinya berkumpul semua kebaikan dan maslahat bagi semesta.
Semesta berselawat tiada henti. Sesungguhnya Allah dan semua malaikat berselawat kepada baginda Nabi saw. Dan kita semua yang mengaku beriman diperintah berselawat.
Muhammad saw bahkan sudah dimuliakan semenjak sebelum semesta diciptakan. Menjadi nabi paling mulia di antara nabi-nabi. Semua nabi, dari Nuh as hingga Isa as, memberitakan bakal kedatangannya. Nabi penutup, nabi akhir zaman.
Muhammad Rasulullah saw adalah manusia pertama yang diciptakan Allah SWT, yaitu ketika Nabi Adam as masih dalam keadaan antara roh dan jasadnya. (Tirmidzy).
Allah SWT telah menetapkan bahwa semua Nabi sebelum beliau, mulai dari Nabi Adam as hingga Nabi Isa as terikat oleh janji bahwa mereka akan mengimani dan membela kebenaran beliau saw. (QS Ali ‘Imran [3]: 81).
***
Kemuliaan dan keagungan baginda Nabi saw dihimpun oleh mufti Al-‘Allamah sayyid Muhammad bin ‘Alwiy Al-Malikiy Al-Hasaniy di dalam kitabnya yang berjudul Muhammad saw Al-Insanul-Kamil. Kepada baginda Nabi saw syafaat Al uzma dikaruniakan. Kunci surga diberikan.
Allah berselawat kepada nabi bukan berarti Nabi saw berkedudukan lebih tinggi dari-Nya. Para malaikat berselawat bukan berarti menghamba. Orang beriman berselawat bukan berarti kultus. Ini soal cinta dan pengakuan atau syahadah.
Maka, tak ada alasan untuk tidak berselawat kepada nabi junjungan setiap pagi, petang, dan malam. Bukan hanya di dalam salat, tapi di seluruh ruang dan waktu sebagai tanda cinta, sebagai tanda syukur.
***
Muhammadiyah berpendapat bahwa pada prinsipnya belum pernah menemukan dalil tentang perintah menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi saw. Sementara itu belum pernah pula menemukan dalil yang melarang penyelenggaraannya.
Oleh sebab itu, perkara ini termasuk dalam perkara ijtihadiyah dan tidak ada kewajiban sekaligus tidak ada larangan untuk melaksanakannya.
Apabila di suatu masyarakat muslim memandang perlu menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi saw tersebut, yang perlu diperhatikan adalah agar jangan sampai melakukan perbuatan yang dilarang serta harus atas dasar kemaslahatan.
***
Inilah fatwa Ibnu Hadjar yang dipangkas kemudian dijadikan dalil untuk mengharamkan maulid nabi saw: “Hukum asal peringatan maulid adalah bid’ah yang belum pernah dinukil dari kaum salaf-saleh yang hidup pada tiga abad pertama,”
Fatwa Ibnu Hadjar Al Asqolani berikutnya adalah : “….tetapi demikian peringatan maulid mengandung kebaikan dan lawannya, jadi barang siapa dalam peringatan maulid berusaha melakukan hal-hal yang baik saja dan menjauhi lawannya (hal-hal yang buruk), maka itu adalah bid’ah hasanah. Dan telah nyata bagiku dasar pengambilan peringatan Maulid di atas dalil yang tsabit.”
***
Jadi, tak perlu ragu memperingati Maulid Nabi dan berselawat kepadanya setiap pagi dan petang di seluruh waktu tanpa batas. HBD yaaa nabi salaaam —assalamu alaika ya nabi Allah.
اللهم صل وسلم وبارك على محمد
وعلى آله وصحبه أجمعين
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News