Merawat Nurani untuk Kasih Sayang Sesama Umat
foto: arabnews.com
UM Surabaya

*) Oleh: Rian Adriand
Siswa Kelas XI Broadcasting SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ ,يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SwT, Tuhan Yang Maha Rahman dan Rahim. Dialah yang memberikan nikmat kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita bisa melangkahkan kaki kita menuju masjid untuk menunaikan seruan-Nya, yakni salat Jumat.

Selawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta para keluarga dan sahabatnya.

Pada kesempatan yang mulia ini, saya pribadi mengajak kepada seluruh jamaah sekalian, untuk senantiasa selalu bersyukur kepada Allah SWT.

Selain syukur, tentu tak ketinggalan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada-Nya. Takwa sebagai satu-satunya perbekalan terbaik seorang manusia untuk menyongsong kehidupan di akhirat nanti.

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَاأُوْلِي اْلأَلْبَا

“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”. (Q.S. Al-Baqarah: 197).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Salah satu ajaran mulia dalam ajaran Islam berupa kasih sayang (Ar-Rahmah). Kata kasih sayang merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai cinta kasih dan balas kasihan.

Memang dalam realitasnya, kita melihat kasih sayang telah dipraktikkan oleh umat manusia. Lebih-lebih dalam konteks percintaan, banyak orang yang berbondong-bondong menebarkan kasih sayang kepada pasangan terkasihnya.

Kalau ditelusuri lebih jauh lagi, kasih sayang mencakup segala bentuk tindakan yang memiliki tujuan utamanya hendak menciptakan energi kedamaian dan ketenangan.

Tak ketinggalan, kebahagiaan pun terpancar ketika ajaran mulia ini benar-benar diterapkan sesuai dengan koridornya.

Memang demikianlah Islam, yang menghendaki umatnya untuk menebarkan kasih sayang kepada sesama. Sabda Nabi Muhammad saw,

الرّاحِمُونَ يَرْحَمُهمُ الرَّحمنُ، ارحَمُوا أهلَ الأرضِ يَرْحْمْكُم مَن في السّماء

“Orang-orang yang saling berkasih sayang akan disayang oleh Dzat yang Maha Penyayang. Maka sayangilah penduduk bumi maka Allah yang berada di atas langit akan menyayangi kalian.” (HR. Abu Dawud).

Saking pentingnya kasih sayang, Nabi Muhammad saw mengingatkan jika kita dilarang memutuskannya.

Bentuk pelarangan itu berdampak pada nasib kita di akhir nanti, di mana tidak akan diberikan jalan menuju surga bagi kita yang dengan sengaja memutuskan kasih sayang.

“Tidaklah kalian masuk surga kecuali kalian beriman kepada Allah dan tidaklah kalian beriman (secara sempurna) kecuali kalian saling menyayangi.” (HR. Muslim).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Tadi telah khatib terangkan bahwa di era sekarang banyak orang yang mempraktikkan kasih sayang. Tapi perlu diketahui, di satu sisi juga ditemukan kasus-kasus manusia yang tidak lagi memiliki nurani untuk saling menyayangi sesama.

Bahkan, sesama manusia makhluk Tuhan yang dimuliakan pun saling melakukan aksi pembunuhan tanpa memikirkan dampaknya ke depan.

Orang seperti ini telah mati nurani dan alam pikirannya. Hidupnya kering dengan nilai-nilai spiritualitas, sehingga membuat dirinya berbuat serampangan tanpa berpikir secara jernih.

Sikap semacam itu tentu saja harus dieliminasi dalam kedirian karakter kita. Yang notabene makhluk Tuhan dimuliakan, maka sudah semestinya kita harus bisa menampilkan kemuliaan perilaku, salah satunya lewat kasih sayang ini.

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمٰنُ وُدًّا

“Sesungguhnya bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan kasih sayang (dalam hati) mereka.” (Qs Maryam: 96).

Kasih sayang bukan sekadar perasaan. Dia perlu dibuktikan dengan tindakan nyata. Kasih sayang bukan kepada manusia, melainkan terhadap hewan serta lingkungan sekitar.

Energi kasih sayang akan muncul dalam diri manusia berasal dari nurani. Nah, nurani ini memiliki potensi fluktuatif, bisa naik atau turun.

Perawatan nurani ini harus dilakukan secara intensif, agar tetap sehat, sehingga dapat berkelanjutan mempraktikkan kasih sayang kepada sesama umat manusia di muka bumi.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Dengan kasih sayang, orang akan bergembira dan penuh pancaran senyuman. Hidupnya tidak gelisah bahkan tak terbelenggu ketakutan. Hal ini karena jiwanya dipenuhi oleh sifat Allah yang Maha Rahmat dan kasih sayang.

M Quraish Shihab (2011) mengatakan hal demikian akan menghasilkan rasa persaudaraan seagama, dan menjadikan penyandang sifat ini bersikap toleran terhadap kesalahan sesama, rendah hati, dan lemah lembut, termasuk ketika menegur dan menasihati.

Poin pentingnya bahwa kita harus bersemangat untuk mempraktikkan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari. Kepada siapa pun, baik umat muslim maupun non-muslim sekalipun.

Karena dengan kasih sayang itu, secara eksplisit jika hal tersebut dilakukan secara sungguh-sungguh, maka kita akan menguatkan tali temali persaudaraan. Yakni jiwa murni dan luas penuh cinta dan persaudaraan menunjukkan kemuliaan dari setiap Muslim.

أَقُوْلُ هَذَا القَوْلَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Marilah kita berdoa dan memohon kepada Allah SwT agar dimudahkan untuk terus menebar energi kasih sayang kepada sesama. Sehingga persaudaraan akan tercipta, dengan demikian hidup makin bermakna dan berwarna.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ .رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

.رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبّى اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

(Naskah Khotbah Jumat ini juga dimuat di suaramuhammadiyah.id)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini