Hidup yang Dijerumuskan
Ilustrasi: tinybuddha.com
UM Surabaya

*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang

“The immorality continues but the sustenance is abundant, be careful.”
(Maksiat jalan terus tapi rezeki berlimpah, waspadalah)

Dalam istilah agama, orang yang dijerumuskan adalah orang yang di istidroj. Dari Uqbah bin Amir berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:

إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ تَعَالى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنْهُ اسْتِدْرَاجٌ

“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” Hadis Hasan Riwayat Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir (17/330),

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah SWT:

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (Qs Al-An’am: 44)

Istidroj secara bahasa diambil dari kata da-ra-ja yang artinya naik dari satu tingkatan ke tingkatan selanjutnya.

Sementara istidroj dari Allah kepada hamba dipahami sebagai hukuman yang diberikan sedikit demi sedikit dan tidak diberikan langsung. Allah SWT biarkan orang ini dan tidak disegerakan azabnya. Allah SWT berfirman:

سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لاَ يَعْلَمُونَ

“Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsurangsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (Qs Al-Qalam: 44)

Dalam Al-Mu’jam Al-lughah Al-Arabiyah, kata : Da-ra-ja adalah semua tindakan maksiat yang Allah SWT balas dengan nikmat, dan Allah membuat dia lupa untuk istiqfar, sehingga dia semakin dekat dengan azab sedikit demi sedikit, selanjutnya Allah berikan semua hukumannya, itulah istidroj.

Orang yang di istidroj mendapati kehidupannya baik-baik saja, ia merasa tidak perlu ada yang diperbaiki bahkan dia bisa lebih bersemangat dalam kesalahannya.

Seperti artis membuka aurat yang menjual sensualitas yang makin populer. Koruptor yang makin kaya makin dihormati. t=Tukang ghibah justru lebih banyak teman.

Awas, semua itu termasuk hidup yang dijerumuskan, Allah SWT sudah tidak berkenan mengingatkan mereka, mereka ditunggu kebinasaannya, dan di akhirat sudah disiapkan neraka.

Semoga bermanfaat. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini