Ustaz Adi Hidayat (UAH) melakukan pertemuan dengam peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.
Pertemuan berlangsung di Ruang Meeting lt. 2 Gedung Edutorium KH. Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Ahad (24/9/2023).
UAH mempersilakan kepada setiap perwakilan daerah menyampaikan kondisi yang dialami pada masing-masing daerah.
“Dengan banyaknya harapan dan permintaan yang sudah banyak disampaikan, akan kita susun jadwalnya dan Insya Allah tahun depan akan saya prioritaskan untuk agenda saya ke Muhammadiyah,” ungkap UAH.
Setelah ini, bagi yang ingin mengajukan aganda bisa memberikan ajuan agenda kepada asisten saya agar bisa diurutkan. Tapi intinya, dia akan memprioritaskan agenda Muhammadiyah.
Informasi berikutnya, seputar beasiswa bagi kader-kader Muhammadiyah yang ingin melanjutkan pendidikan sehingga tidak perlu khawatir.
Nanti, akan disiapkan informasi kualifikasi dan persyaratan dari setiap negara. Sehingga, calon pendaftar tidak perlu mempertanyakan persyaratan dan lain sebagainya.
“Saya akan koordinasikan kepada Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, sehingga bisa diteruskan informasinya sampai ranting,” paparnya.
Poin ketiga, yang disampaikan terkait implementasi dari dakwah yang menyangkut Majelis Tabligh harus secara global.
“Insya Allah, akan segera berlangsung kerja sama ulama di dunia dan Muhammadiyah harus ikut andil, sehingga pergaulan pemikiran itu bukan hanya lokal, tetapi juga Internasional,” tambahnya.
Menanggapi berbagai persoalan di tiap daerah yang berbeda-beda, Ustadz Adi Hidayat menekankan untuk memperkuat kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengembangan pendidikan ulama.
Di samping itu, lanjut dia, terkait kerja sama dan keulamaan, akan ada program pada level dunia. Kerja sama ini juga dapat diambil oleh UMS, dengan tujuan meriset Al Quran.
“Nanti UMS dapat menyiapkan program khusus terkait pendidikan ulama, yang nantinya siap untuk dikirim ke luar negeri,” tambahnya.
Menanggapi tawaran UAH, Rektor UMS Prof Sofyan Anif menilai hal itu merupakan tawaran yang luar biasa.
“Hal yang didiskusikan tadi menjadi perspektif luar biasa ke depan, sehingga hal ini merupakan tanggapan serius di Muhammadiyah terutama bagi kalangan kader,” ungkap Rektor UMS itu.
Menurutnya, ulama di Indonesia harus meningkatkan kemampuan bahasa arab. Pelatihan yang ada di internal Pimpinan Pusat Muhammadiyah, atau yang ditawari oleh UAH, semua merupakan upaya memperkuat Muhammadiyah.
“Selama ini kita memang masih fokus pada struktural, hingga yang non struktural seperti cabang ranting ini kadang lupa. Namun ketika titik masjid dan pesantren ditingkatkan, Muhammadiyah tidak hanya ‘jaya’ secara kuantitas tetapi juga kualitas,” ujar Sofyan.
UMS memiliki prodi Ilmu Quran Tafsir (IQT), yang nantinya akan ambil 20 mahasiswa untuk mengikuti program khusus di prodi itu, dan kita siapkan untuk lulus doktor.
“Kalau kita melihat dari sisi bahasa arab, sebetulnya UMS sudah ada di Ma’had Abu Bakar dan Pondok Sobron. Tetapi dalam kesempatan ini tadi, dari UAH ternyata ada penawaran menarik beasiswa S1 hingga S3, sehingga lulusan dapat disiapkan menjadi cendekiawan,” pungkasnya. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News