Teladan Rasulullah: Menjaga Kesehatan Itu Bagian dari Amal Saleh
dr H Agus Taufiqurrahman

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dr H Agus Taufiqurrahman, SpS, MKes menghadiri Kajian Sekaten 2023 di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Sabtu (23/9/2023).

Dalam kajiannya, Agus membuka eksistensi dari Nabi Muhammad Saw sebagai sosok yang memiliki keteladanan luar biasa. Keteladanannya bisa dijadikan wahana pelajaran edukatif bagi umat Islam masa kini.

“Kalau kita mencintai secara sungguh-sungguh dengan Kanjeng Rasul, maka ambilah keteladanan itu,” ujarnya.

Tidak dapat dinafikan jejak kehidupan Nabi memiliki kekayaan mozaik keteladanan luar biasa. Ini bisa ditelusuri dari Shirah Nabawwiyah sebagai bagian kisah hidup bertabur tarbiyah dan hikmah.

Dari sosoknya lah, pancaran keteladanannya membuat banyak orang terpinga-terpinga, sehingga banyak orang meniru keteladanannya dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu keteladanan Nabi adalah dengan menjaga kesehatan. Menurut Agus, selama Nabi hidup, sangat jarang sekali jatuh sakit. Sakitnya Rasulullah itu hanya dua kali.

Pertama, ketika Rasulullah tengah melakukan hijrah ke Thaif yang berjarak sekitar 60 mil dari Kota Makkah. Hijrah Rasulullah itu dalam rangka untuk menyebarkan dakwah agama Islam. Tetapi sesampainya di Thaif, ternyata jauh panggang dari api.

Ajaran dakwah Rasulullah itu ditolak oleh penduduk Thaif. Lalu kemudian Rasulullah diusir bahkan dilempar dengan bongkahan batu. Akibatnya, kakinya berlumuran darah akibat serangan batu tersebut.

Yang kedua, sakit yang dialami Rasulullah ketika menjelang kematian, sehingga Nabi berpesan kepada Aisyiyah agar Abu Bakar dapat menggantikannya menjadi imam.

“Jadi, tidak pernah sakit Nabi itu. Kemudian para ahli hikmah belajar apa teladan dari Nabi yang bisa kita tiru yang dikaitkan dengan pengetahuan kesehatan itu. Sehingga penting bagi kita memahami teladan Nabi itu,” katanya.

Menurut Agus, Rasulullah sudah mewanti-wanti hal ihwal persoalan menyangkut kesehatan. Dia pernah memberikan secercah wejangan agar memanfaatkan waktu sehat sebelum datang waktu sakit. Usaha menjaga diri dalam memelihara kesehatan ini merupakan manifestasi dari amal saleh.

“Berhubung agama kita Islam, mengamalkan perintah Rasul itu merupakan bagian dari amal saleh, termasuk ibadah. Itu sebabnya jika Nabi memerintahkan jaga sehatmu sebelum jaga sakitmu, kita harus menjaga badan agar tidak sakit. Itu bagian dari amal saleh. Jika ada aktivitas yang membahayakan diri, Nabi melarang. Tidak boleh kita beraktivitas membahayakan diri dan orang lain,” tegas Agus.

Bagi Rasulullah, sehat itu sebagai nikmat yang sangat mahal. Tetapi terkadang banyak manusia yang melalaikan nikmat tersebut. Ketika waktu sehat, sering dianggap remeh, tetapi manakala datang waktu sakit baru merasakan betapa berharganya sehat.

“Manusia tidak menyadari sehat itu sangat penting dan sangat berharga. Sehat mahal harganya. Lupa tidak menjaga, dan baru sadar kesehatan itu penting ketika dicabut nikmat kesehatannya. Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia lalai tidak menjaga dan mensyukuri, yaitu kesehatan dan kesempatan waktu luang,” tuturnya.

Karenanya, Agus mengajak ketika diberikan sehat dan kesempatan, hendaknya manusia agar dijadikan untuk beramal salah. Karena tidak ada jaminan kesempatan berikutnya.

“Sehingga penting bagi kita ketika diberi waktu dan kesempatan dalam kondisi sehat, digunakan seoptimal mungkin sebagai modal untuk beramal saleh,” tegasnya. (cris/karim/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini