Bersama Mereka yang Dicinta
foto: wikipedia
UM Surabaya

Anas Bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata:

فَمَا فَرِحْنَا بِشَيْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِيٍّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ، فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِيَّ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَأَرْجُو أَنْ أَكُوْنَ مَعَهُمْ بِِحُبِّيْ إِيَّاهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Kami tidak pernah gembira karena sesuatu apa pun sebagaimana kegembiraan kami karena mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “Engkau bersama yang engkau cintai”.

Anas berkata, “Aku mencintai Nabi, Abu Bakar, dan Umar dan aku berharap aku (kelak dikumpulkan) bersama mereka meskipun aku tidak beramal sebagaimana amalan sholeh mereka.” (HR Al Bukhari no 3688 dan Muslim 4/2032)

Bagian hadis ini yaitu, lafaz:

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

Diriwayatkan juga dengan:

الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ

Periwayatan dengan lafaz ini diriwayatkan oleh imam al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi dan yang lainnya melalui banyak jalur periwayatan yang banyak, bahkan sebagian ulama menyebutkan bahwa jalur periwayatan ini mencapai derajat mutawatir.

Ibnu Katsir dalam tafsir Surat asy-Syûrâ mengatakan, “Ini diriwayat dari banyak jalur periwayatan yang mencapai derajat mutawatir…”

Ibnu Hajar rahimahullah ketika menjelaskan tentang hadis ini dengan lafazh الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ, mengatakan, “Abu Nu’aim rahimahullah telah mengumpulkan jalur-jalur periwayatan hadis ini dalam satu juz kitab yang diberi nama Kitâbul Muhibbîn wal Mahbûbîn.

Jumlah para sahabat yang membawakan hadis mencapai jumlah 20 orang. Kebanyakan riwayat mereka dengan menggunakan lafazh ini dan sebagian lagi membawakannya sebagaimana lafaz dari Anas bin Malik di atas.”

Hadis dalam riwayat ad-Daru Quthni yaitu:

عَنْ عَبْدِ اللهِ وَهُوَ ابْنُ مَسْعُوْدٍ قَالَ : جَاءَ أَعْرَابِيُّ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْخٌ كَبِيرٌ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ مَتَى السَّاعَةُ؟ قَالَ: مَا أَعْدَدْتَ لَهَا؟ ، فَقَالَ: لَا، وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَبِيرِ صَلَاةٍ وَلَا صِيَامٍ إِلَّا إِنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، قَالَ: فَأَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ ، قَالَ: فَذَهَبَ الشَّيْخُ فَأَخَذَ يبُولُ فِي الْمَسْجِدِ،

Dari Abdullah yaitu Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu , beliau radhiyallahu anhu mengatakan, “Ada orang tua yang berasal dari pedalaman mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Orang itu bertanya, “Wahai Muhammad ! Kapankah hari kiamat?” Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menyambut hari kiamat?”

Orang itu menjawab, “Tidak ada. Demi Zat yang telah mengutusmu dengan benar sebagai Nabi! Saya tidak mempersiapkan shalat dan puasa yang banyak, hanya saja saya mencintai Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya.”

Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” Lalu orang tua itu pergi (dengan senang) lalu kencing di masjid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sabda Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam:

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

Engkau bersama dengan orang yang engkau cintai

Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan dalam kitab al-Fath, “Maksudnya, dia akan dikumpulkan bersama mereka (orang dia dicintai) itu, sehingga dia menjadi bagian dari kelompok orang-orang yang dicintai itu.

Dengan pemahaman ini tertolaklah pemahaman sebagian orang yang mengatakan bahwa kedudukan mereka yaitu antara orang yang dicinta dan yang mencintai akan berbeda. Jika ini benar, bagaimana dikatakan ‘akan bersama’?

Pertanyaan ini dijawab dengan: Kebersamaan itu bisa terwujud dengan adanya titik temu pada satu hal tertentu dan tidak mesti harus sama dalam semua hal.

Jika mereka semua telah dimasukkan ke surga berarti telah bersama-sama, meskipun derajat mereka di surga berbeda. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini