Tatkala Manusia Tak Peduli Haram-Haram Dan Zaman Penuh Kemunafikan
Ilustrasi: bufordcoc.com

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Kehidupan manusia sering tidak terlepas dari kemunafikan. Sikap atau sifat munafik bisa terjadi dari diri sendiri atau orang lain.

Kemunafikan merupakan penyakit yang merusak iman. Posisinya tersembunyi sehingga tak ada yang mengetahui kecuali Allah Ta’ala.

Karena sifat orang munafik yang suka menampakkan yang baik di hadapan manusia, namun menyembunyikan yang buruk dalam dirinya.

“Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Al Hasyr: 23)

Dalam menjalani kehidupan, tidak selamanya akan berjalan lancar. Kerap kali ditemukan cobaan, halangan, dan masalah di dalamnya.

Jadi, jika bukan Allah yang memberikan ketenangan hati dan rasa aman bagi makhluk-Nya, kita akan merasa cemas, khawatir, dan gelisah dalam menjalani hidup.

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al An’am : 82)

Kehidupan sehari-hari pada manusia bila terdesak satu masalah, akan melakukan suatu perbuatan, salah satunya adalah perbuatan curang.

Perbuatan curang memang biasanya tidak muncul begitu saja. Ada banyak faktor pemicu seseorang melakukan perbuatan tersebut.

Di antaranya, lemahnya iman, sedikitnya tidak punya rasa takut kepada Allah dan kurangnya kesadaran bahwa Allah senantiasa mengawasi dan menyaksikan setiap perbuatannya sekecil apa pun.

Kebodohan sebagian orang tentang haramnya perbuatan curang, khususnya dalam bentuk-bentuk tertentu dan saat perbuatan tersebut sudah menjadi sistem ilegal dalam sebuah lembaga atau organisasi.

Ketiadaan ikhlas (niat karena Allah) dalam melakukan aktivitas, baik dalam menuntut ilmu, berniaga dan yang lainnya.

Ambisi mengumpulkan pundi-pundi harta kekayaan dengan berbagai macam cara. Yang penting untung besar, walaupun dengan menumpuk dosa-dosa yang kelak menuntut balas.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana seseorang tidak lagi mempedulikan apa yang didapatkannya, dari yang halal atau yang haram.” (HR. Bukhari). (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini