*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Manusia dalam kehidupan yang terpilih mendapatkan jabatan atau pemimpin dalam suatu organisasi, suatu pekerjaan, suatu pemerintahan negara dan atau jabatan pemimpin pemimpin lainnya, itu merupakan amanah.
Kita sebagai manusia harus menyadari betul kelemahannya. Jangan sombong dan jangan pula berkhianat ketika amanah diberikan.
Karena hukumannya tidak hanya di neraka. Namun, lebih cepat dan nyata di dunia. Berupa hukuman sosial, yaitu ketidakpercayaan.
Orang tidak akan lagi percaya pada kita. Kalau sudah demikian, hidupnya sudah habis alias tidak berguna.
Maka, jadikan amanah ini sebagai ukuran dasar sampai di mana kita sebagai manusia pantas disebut manusia yang seutuhnya. Wallahu a’lam.
Ketika kita mendapat amanah, apa pun bentuknya, kapan saja, kita harus menyampaikan amanah itu dengan sebaik-baiknya. Karena itu lebih dekat dengan takwa.
Dalam hidup, kita harus selalu berusaha adil, baik kepada diri sendiri, orang lain, makhluk lain, bahkan adil kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memerintahkan kepada manusia agar senantiasa berlaku adil,
Rasulullah shalallahu alayhi wasallam telah bersabda:
“Sampaikanlah amanat itu kepada orang yang mempercayaimu, dan janganlah kamu berkhianat terhadap orang yang berkhianat kepadamu”. (HR. Ahmad)
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl: 90)
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisa: 58). (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News