Setelah tiga hari mengamati kondisi petani siwalan di Paciran Lamongan KKN Lex Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) dengan Singapore Polytechnic berhasil menciptakan berbagai alat yang ekonomis dan ramah lingkungan untuk petani siwalan.
Berbagai alat di antaranya Kiap-Kiap (Alat pemijat bunga siwalan jantan dan betina sekaligus), Kool Eh (Pendingin Buah Siwalan Alami) Anti Slip Gloves (Sarung Tangan Pemanjat Anti Licin) Umbul Bening (Penutup Buah Siwalan)
Kaliswaran Krish Santosh salah satu mahasiswa Singapore Polytechnic jurusan Aeronautical Enginering yang mengikuti KKN Lex selama 12 hari mengaku bahwa pengamatannya dan tim UM Surabaya menimbulkan kepekaan pada kondisi petani siwalan dengan menciptakan Kiap-Kiap.
“Jadi ide ini muncul saat melihat petani siwalan memijat bunga jantan dan betina menggunakan alat tradisional yang terbuat dari 2 batang kayu yang terbuat dari bambu yang sudah lapuk,” terang Krish, Selasa (3/10/2023).
Menurutnya, dari segi tampilan dua batang kayu yang disatukan dengan senar atau rafia itu juga kurang aman dari segi keselamatan kerja, yakni mudah membuat para petani tlusupan.
Krish mengatakan setelah prototype dan alat tersebut dipresentasikan kepada petani, para petani antusias dan mengatakan inovasi-inovasi yang ditawarkan tentu akan menjadi insight baru dan pengetahun yang bisa di aplikasikan mengingat bahan pembuatannya mudah ditemukan.
Salah satu petani senior siwalan Mat Lazim mengapresiasi gagasan dan prototype yang dibuat mahasiswa UM Surabaya dan Singapore Polytehnic.
“Kami sebagai petani tidak pernah terpikirkan memiliki ide seperti ini padahal kami sudah menggelutinya bertahun-tahun. Tentu produk ini akan menjadi produk tepat guna untuk para petani siwalan. Selain efisien, murah dan lebih enak dipandang,” ujar Mat Lazim,
Diketahui produk yang diberi nama Kiap-Kiap tersebut hanya membutuhkan bahan-bahan berikut: Paralon dengan panjang yang diinginkan, bambu lurus, engsel pintu dan solatip.
“Tentu alat-alat ini akan mudah kami temukan di rumah karena tidak harus membeli, hal ini menjadi penemuan sederhana yang sangat efisien,” kata Mad.
Produk lain juga diapresiasi oleh petani, yakni Kool Eh. Alat pendingin alami untuk buah siwalan yang terbuat dari tanah atau yang disebut dengan genuk tersebut mampu membuat buah siwalan bertahan lebih lama dengan ditambahkan pasir di dalamnya.
“Itu ide yang sangat sederhana tapi kami tidak pernah sampai memikirkannya, semoga prototype yang sudah disampaikan bisa dengan cepat kami buat dan aplikasikan,” tuturnya. (*/is)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News