Urusan Duniawi dan Ukhrawi Harus Di Jalan yang Lurus
Ilustrasi: newmuslim.net
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza

Manusia dalam perjalanan kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari persoalan yang harus diselesaikan secara benar, jelas, terang dan jujur.

Dalam kehidupan ini ada jalan yang jelas dan terang. Dan jalan itu adalah jalan yang ditempuh orang-orang yang jujur, dan jalan orang-orang saleh.

Jalan tersebut bukan jalan orang yang mengetahui kebenaran, tapi tidak mengamalkannya. Dan bukan pula jalan orang yang meninggalkan kebenaran karena kebodohan dan kesesatan.

Sesat juga diartikan menjauh dari jalan kebenaran dan menyimpang dari jalan yang lurus.

Berbagai urusan duniawi tidak boleh melalaikan kita dari mempersiapkan diri bagi kehidupan ukhrawi. Akan tetapi, kehidupan duniawi itu juga tidak boleh diabaikan sama sekali.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia.” (QS. Al Qasas : 77)

Kehidupan sehari-hari pada manusia bila terdesak satu masalah, akan melakukan suatu perbuatan, salah satunya adalah perbuatan curang.

Perbuatan curang memang biasanya tidak muncul begitu saja. Ada banyak faktor dan pemicu seseorang melakukan perbuatan tersebut.

Di antaranya, lemahnya iman. sedikitnya tidak punya rasa takut kepada Allah dan kurangnya kesadaran bahwa Allah senantiasa mengawasi dan menyaksikan setiap perbuatannya sekecil apa pun.

Kebodohan sebagian orang tentang haramnya perbuatan curang, khususnya dalam bentuk-bentuk tertentu dan saat perbuatan tersebut sudah menjadi sistem ilegal dalam sebuah lembaga atau organisasi.

Ketiadaan ikhlas (niat karena Allah) dalam melakukan aktivitas, baik dalam menuntut ilmu, berniaga dan yang lainnya.

Ambisi mengumpulkan pundi-pundi harta kekayaan dengan berbagai macam cara. Yang penting untung besar, walaupun dengan menumpuk dosa-dosa yang kelak menuntut balas.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana seseorang tidak lagi mempedulikan apa yang didapatkannya, dari yang halal atau dari yang haram.” (HR. Bukhari). (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini