Menyampaikan Ilmu dengan Lembut, Bukan Memaksa
foto: lp2m.uma.ac.id

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Tugas kita hanyalah menyampaikan, bukan mengubah paksa orang lain. Sebagaimana firman Allah, “Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah ) dengan jelas.” (QS. Yasin : 17)

Syaikh Abdurrahman As-Sa’diy menjelaskan bahwa tugas kita hanya menyampaikan, apabila diterima maka alhamdulillah, apabila ditolak, maka sudah bukan kewajiban kita (mengubah dengan paksa).

Beliau berkata, (artinya) “Tugas kami hanyalah menyampaikan dengan ilmu yang jelas, kami lakukan dan kami jelaskan bagi kalian.

Apabila kalian mendapat hidayah, maka itulah keberuntungan dan taufik bagi kalian. Apabila kalian tetap tersesat, maka tidak ada kewajiban bagi kami lagi (mengubah paksa).” (Tafsir As-Sa’diy)

Menyampaikan dengan ilmu ilmiah dan cara yang lembut dan hikmah inilah yang disebut dengan “hidayah al-irsyad wal bayan”.

Semua bisa memberikan hidayah ini dengan ilmu, sebagaimana firman Allah pada Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, “Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi hidayah/petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Asy-Syuuraa: 52)

Adapun memberikan mengubah orang lain. Maka ini hak khusus Allah yaitu memberikan “Hidayah at-taufiq”. Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak bisa memberikan hidayah ini.

Sebagaimana firman Allah:

“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (Al. Qashash 28: 56)

Berdakwah itu sederhana. Apabila diterima, alhamdulillah. Apabila ditolak, jangan dipaksa menerima. Jangan dimusuhi, tetapi didoakan. Karena ia masih saudara kita seiman. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini