Sebagai gerakan Islam yang memiliki misi dakwah dan tajdid, Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) harus meneguhkan fungsinya bukan hanya dalam hal dakwah dan kaderisasi. Namun juga mengawal lahirnya gagasan-gagasan baru yang mampu menjawab berbagai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat dan umat hari ini.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir dalam Pelantikan Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Masa Jabatan 2023-2027 di Kampus 4 Terpadu UAD, Senin (09/10).
“Maka dari kampus kita harus lahir pikiran-pikiran yang membaharu, pikiran-pikiran tajdid, baik dalam ilmu keagamaan maupun ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan keumatan, kebagsaan dan kemanusiaan semesta,” tegas Haedar.
Bersamaan dengan itu, Haedar turut memuji produk-produk riset berbasis teknologi yang telah dilahirkan oleh UAD. Salah satunya Rudal buatan UAD, bahkan telah menuai pengakuan di skala nasional.
Di tengah perkembangan teknologi dan revolusi industri yang turut menghadirkan disrupsi dalam kehidupan, Haedar menyampaikan bahwa PTMA diharapkan memiliki rancang bangun pemikiran dengan menghidupkan dimensi humanisme dalam menghadapi perubahan-perubahan yang ada.
“Tentunya humanisme dengan pijakan yang bersifat teosentrik. Artinya ada nilai tauhid sebagaimana rumusan pertama dari karakter Islam Berkemajuan,” ujar Haedar.
Haedar pun mendorong PTMA, salah satunya melalui Fakultas Agama Islam (FAI) untuk terus meningkatkan dan memperbaiki kualitasnya agar mampu menghasilkan pemikiran-pemikiran Islam yang berkemajuan. Dirinya berharap, FAI yang ada di PTMA mampu menjadi pilar tajdid bagi persyarikatan Muhammadiyah.
“Fakultas Agama Islam salah satunya, harus mampu menjadi pemasok pemikiran keislaman yang bahkan mampu melampaui apa yang ada selama ini. PTMA sebagai institusi keilmuan harus memiliki basis epistemologi yang kuat,” ujarnya.
Lebih jauh, Haedar mengharapkan ekosistem pemikiran-pemikiran saintifik harus terus hidup di dalam proses pembelajaran di PTMA. Ke depan, PTMA dihimbau untuk mulai melakukan proses integrasi keilmuan atau interkoneksi ilmu, mengingat kompleksitas realitas kehidupan tidak bisa hanya mengandalkan perspektif ataupun keilmuan yang tunggal.
“Sehingga, pendekatan multiperspektif menjadi sebuah keniscayaan,” tegas Haedar.
Penguatan PTMA sebagai research university yang salah satu indikatornya melakukan penyelenggaraan program pendidikan doktor, juga harus dibarengi dengan pengelolaan yang baik. Tak kalah pentingnya, pemberdayaan masyarakat diharapkan terus melibatkan proses integrasi sosial yang kuat juga pendekatan-pendekatan yang baru.
Dalam hal kepemimpinan, Haedar mengharapkan Muchlas sebagai Rektor UAD masa jabatan 2023-2027 mampu untuk turut menciptakan ekosistem kepemimpinan di lingkungan PTMA yang baik dan transformatif. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News