*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari
Ketika spirit jihad sudah digelorakan maka hilangnya jiwa dan raga tidak menjadi pertimbangan. Bahkan kematian justru menjadi harapan mereka untuk mendapatkan kemuliaan.
Hal ini berbeda dengan mereka yang memiliki spirit hidup untuk bersenang-senang, sehingga kematian justru menjadi momok yang menakutkan.
Pasukan Hamas, Palestina yang menyerang tanah yang dikuasai Israel benar-bear menunjukkan spirit jihad.
Mereka telah mempersembahkan jiwa raganya sehingga berani memasuki wilayah yang membahayakan nyawa mereka.
Namun hal ini berbeda dengan tentara Israel yang menunjukkan sikap ketakutan ketika dikirim ke Gaza untuk melawan pejuang Palestuna.
Hamas dan Spirit Jihad
Serangan Hamas ke jantung keramaian penduduk Israel pada Ahad (7/10/2023) di waktu menjelang fajar benar-benar mengagetkan penduduk setempat.
Penduduk Israel sedang merayakan festival dengan musik-musik. Mereka berkumpul penuh dengan kegembiraan dan kesenangan, namun berakhir malang dan menyesakkan dada.
Gambaran kegembiraan itu bisa dilihat dari pengakuan BBC.com yang menjelaskan jelang tragedy penyerangan pejuang Hamas sebagai berikut :
“Selama berminggu-minggu, para pecinta musik begitu antusias menantikan Festival Supernova yang digelar di gurun pasir di Israel selatan. Penyelenggaraan festival itu bertepatan dengan acara perayaan Yahudi, Sukkot. “Waktunya telah tiba ketika seluruh keluarga akan berkumpul kembali,” tulis panitia penyelenggara di media sosial sebelum acara dimulai.
“Dan betapa menyenangkan hal itu!” Hanya beberapa jam kemudian, halaman media sosial mereka kini dibanjiri oleh orang-orang yang berusaha menemukan anggota keluarga mereka, setelah kelompok milisi Palestina menyerbu festival tersebut. Mereka melepaskan tembakan sebagai bagian dari serangan mendadak besar-besaran terhadap Israel,” tulis bbc.com, Senin (9/10/2023).
Serangan yang dilakukan oleh pasukan Hamas benar-benar mengubur kegembiraan mereka seiring dengan 5.000 rudal ke Israel. Hal ini dibuktikan dengan bbc.com berikut:
“Pada pukul 06:30 waktu setempat, roket mulai menghujani kota. Kelompok milisi Hamas – yang menguasai Gaza dan ditetapkan sebagai kelompok teroris di Inggris dan negara lain di seluruh dunia-sering menggunakan taktik ini.
Roket-roket itu sering kali kesulitan menghindari sistem pertahanan Kubah Besi yang canggih milik Israel-namun ribuan roket ditembakkan dalam waktu singkat untuk melumpuhkannya.
Skala serangan ini menunjukkan perencanaan yang matang selama berbulan-bulan. Hamas mengatakan pihaknya menembakkan 5.000 peluru pada gelombang pertama (Israel mengatakan jumlahnya setengah dari jumlah tersebut.
]
Apa yang dilakukan Hamas benar-benar di luar dugaan tentara dan masyarakat Israel mereka tidak siap menghadapi serangan mendadak.
Fakta di atas menunjukkan keberanian dan kepahlawanan tentara Hamas setelah melihat dan merasakan kekejaman dan kekejian tentara Israel melakukan pendudukan wilayah Palestina dan menistakan warga Palestina.
Keberanian dan kepahlawan pasukan Hamas tidak mungkin tanpa dilatar belakangi oleh spirit jihad.
Mereka begitu berani memasuki wilayah yang selama ini dijaga ketat, dan tak seorang pun berani masuk kecuali akan menghadapi kematian.
Namun jali ini berbeda, di mana pasukan Hamas berani masuk dengan risiko nyawa mereka melayang.
Spirit jihad melawan kezaliman Israel itulah yang membuat pasukan Hamas berani memasuki wilayah yang berat itu.
Terbukti, bahwa keberanian dan kepahlawanan mereka, telah membangunkan dunia atas kebiadaban negara Israel yang terus menganeksasi dan menginginkan warga Palestina tersingkir.
Tentara Israel dan Takut Mati
Berbeda dengan pasukam Hamas, pasukan Israel yang dikirim ke Gaza untuk menghadapi pasukan Hamas sangat berbeda. Mereka begitu takut atas nyawanya menghadapi keberanian pasukan Hamas.
Hal ini bisa dilihat dari sebuah video yang menunjukkan reaksi pasukan khusus Israel ketika dikirim ke perbatasan Gaza. Hal ini bisa dilihat dari catatatan netizen ketika melihat video itu. Mereka mengomentari :
“Reaksi penolakan Pasukan Khusus Israel ketika diperintahkan untuk pergi keperbatasan Gaza melawan tentara Hamas.
Video menunjukkan Skuad Komando Khusus Israel, Unit Golani sedang melakukan kerusuhan di dalam Camp mereka karena tidak setuju untuk diletakkan di perbatasan Gaza yang dikerahkan oleh Zionis israel.
Walaupun mereka dikategorikan sebagai Unit khusus, mereka tetap takut untuk berhadapan dengan tentara Al Qassam.”
Hal ini menunjukkan bahwa pasukan khusus Israel yang memiliki kekhawatiran untuk menghadapi pasukan Hamas yang sudah siap mati. Pasukan Hamas itu disebut Brigade Al-Qassam.
Brigade Al-Qassam merupakan pasukan yang berisi para pemuda dan pemudi Palestina yang telah mengabdikan diri berjuang membebaskan negerinya dari belenggu Israel. militer Hamas.
Realitas di atas menunjukkan dua hal yang berbeda dan bertolak belakang, dimana Hamas merupakan pasukan Palestina yang memiliki spirit jihad. Mereka siap kejayaan ketika menang, dan menjadi mulia ketika mati syahid.
Hal ini berbeda dengan pasukan Israel yang begitu takut menghadapi pasukan Hamas. Brigade Al-Qassam merupakan figur-figur yang sudah siap mati untuk menghadapi kekejaman dan kekejian pasukan Israel.
Betapa kontras, dua pasukan yang berbeda spirit dengan tampilan yang berbeda. Pasukan Hamas, Brigade Al-Qassam siap dan rela mati untuk kepentingan agama dan banagsaanya.
Sementara tentara Israel yang begitu takut mati dan ingin hidup untuk menikmati dunia, sehingga mereka yang termasuk pasukan khusus menunjukkan amarahnya ketika Zionis Israel memerintahkan mereka untuk pergi ke perbatasan untuk melawan pasukan Hamas. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News