Mi’raj Ruhani dan Pembebasan Al-Aqshã`
foto: ist
UM Surabaya

*) Oleh: Ustaz Fahmi Salim
Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah

الحمد لله، الحمد لله الذي شرح صدور أهل الإسلام بالهدى، ونكت في قلوب أهل الطعيان فلا تعي الحكمة أبدا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ شهادة من آمن به ولم يشرك به أحدا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللَّهُ. إِتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَءَامِنُواْ بِرَسُولِهِۦ يُؤۡتِكُمۡ كِفۡلَيۡنِ مِن رَّحۡمَتِهِۦ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ نُورٗا تَمۡشُونَ بِهِۦ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ ٢٨

Bersyukur kita ke hadirat Allah SWT dengan memanjatkan al-hamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn. Selawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan untuk Baginda kita, Rasulullah Muhammad SAW, beserta seluruh keluarga dan para sahabatnya. Mudah-mudahan juga tercurah limpahkan untuk kita semua umatnya hingga hari kiamat.

Dalam kesempatan khotbah yang singkat ini, tak lupa khatib berpesan dan berwasiat, mari kita sama-sama meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah SWT dengan teguh dan istikamah menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

Salah satu bentuk ketakwaan kita kepada Allah SWT adalah mengimani, meyakini dengan sebenar-benarnya semua firman Allah tanpa kita pilah-pilih, tanpa ada tebang pilih. Yang enak kita ambil, kita percaya atau yang tidak enak kita buang dan kita tinggalkan. Na’ūdzubillāh min dzālik.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Ketakwaan kita sebagai hamba Allah SWT dan keimanan kita juga diuji dengan peristiwa yang sudah lebih dari 14 abad yang lalu, yaitu ketika Baginda Rasulullah SAW berdakwah di Mekah, yaitu peristiwa Isrā-Mi’raj.

Dalam surat al-Isrā`, yang menggambarkan perjalanan Nabi Muhammad SAW pada malam hari dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqshā`, dimulai dengan kata-kata subhanallah.

سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ ١

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqshā` yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Isra’/17: 1).

Di akhir surat ini, ayat ke-111, ditutup dengan alhamdulillāh.

وَقُلِ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي لَمۡ يَتَّخِذۡ وَلَدٗا وَلَمۡ يَكُن لَّهُۥ شَرِيكٞ فِي ٱلۡمُلۡكِ وَلَمۡ يَكُن لَّهُۥ وَلِيّٞ مِّنَ ٱلذُّلِّۖ وَكَبِّرۡهُ تَكۡبِيرَۢ١١١

Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.

Mari kita cermati! Surat al-Isrā` ini sangat unik karena diawali dan diakhiri dengan tiga kalimat yang sangat agung: tasbih, tahmid, dan takbir. Apa maknanya?

Kecintaan Rasulullah SAW kepada Bait al-Maqdis bukan kecintaan biasa. Kalau beliau merindukan Masjid al-Haram, beliau merindukan kota suci Mekah setelah beliau hijrah ke Madinah, itu adalah kecintaan naluri dan fitrah manusia.

Seseorang pada dasarnya cinta pada tanah airnya, tanah kelahirannya, sehingga Nabi mengatakan, “Sesungguhnya engkau, wahai kota Mekah adalah negeri yang paling aku cintai.”

Selain itu, kata Nabi SAW, “Mekah adalah rumah yang pertama kali dibangun untuk menyembah Allah. Adapun kecintaan Rasulullah SAW kepada Bait al-Maqdis diungkapkan dengan kata-kata yang istimewa, dengan kerinduan yang membuncah, dan itu sudah dinyatakan ketika beliau dengan bangga menyebutkan bagaimana peristiwa kelahiran beliau di bulan Rabiul Awal.

Diriwayatkan di dalam Sunan Ibn Mājah, Rasulullah saw menyebutkan empat hal yang membuatnya bangga.

Pertama, “Aku telah ditetapkan oleh Allah sebagai rasul penutup para nabi ketika Adam masih dalam adonan tanahnya.” Belum jadi manusia, belum ada nama Adam, belum ada firman Allah, innī jā’ilun fil-ardhi khalīfah, aku telah ditetapkan—kata Rasulullah SAW—menjadi penutupnya para nabi.

Kedua, “Aku ini adalah doanya Nabi Ibrāhīm AS yang dikabulkan oleh Allah SWT ketika berdoa kepada Allah, sebagaimana disebutkan dalam surat al-Baqarah ayat 129.

رَبَّنَا وَٱبۡعَثۡ فِيهِمۡ رَسُولٗا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَيُزَكِّيهِمۡۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ ١٢٩

“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Alquran) dan Hikmah (sunah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.”

Ketiga, “Aku ini adalah kabar gembira yang dibawa oleh Nabi Isa as.

“Dan (ingatlah) ketika Isa ibn Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).”

Demikian Allah SWT katakan dalam surat ash-Shaff ayat 6. Jarak antara kelahiran Nabi Isa dengan kelahiran Rasulullah SAW hampir enam abad, tepatnya 570 tahun menurut hitungan Masehi.

Keempat, “Aku ini adalah mimpi, penglihatan ibuku ketika ibuku melahirkan diriku.” Di malam maulidnya, Rasulullah saw mengatakan, “Ketika ibu melahirkanku, bersamaan dengan keluarnya aku, beliau melihat keluar dari rahim berupa cahaya yang terang-benderang yang menyinari sehingga terlihatlah istana-istana di Negeri Syams.”

Ini nubuat Rasulullah SAW bahwa beliau kelak diperjalankan ke Bait al-Maqdis, pusat negeri Syams, yakni dalam peristiwa Isrā`-Mi’raj.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Rasulullah SAW ‘mengikat’ tiga masjid—Masjid al-Haram, Masjid Nabawi di Madinah, dan Masjid al-Aqshā`—dalam satu tarikan napas. Bukan hanya hadis yang sering kita dengar,

“Tidaklah (dianjurkan) untuk bepergian kecuali (untuk) mengunjungi tiga masjid: Masjid al-Haram, Masjid al-Aqshā, dan masjidku (Masjid Nabawi).”

Demikian disebutkan dalam Shahīh Bukhārī. Akan tetapi, Nabi SAW menggambarkan dalam nubuwahnya berupa informasi yang luar biasa dan berkaitan dengan akhir zaman. Ini berkaitan dengan Padang Mahsyar dan Telaga Kautsar Rasulullah SAW.

Disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Mājah, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa beliau memiliki telaga untuk pengikut beliau kelak di hari kiamat.

Titik awalnya adalah Ka’bah di Masjid al-Haram, lalu membentang sampai Bait al-Maqdis. Cangkir-cangkir yang Baginda Nabi sediakan untuk minum umatnya itu jumlahnya sebanyak bintang-bintang yang ada di langit.

“Aku berbangga, aku adalah nabi yang paling banyak pengikutnya nanti di Hari Akhir,” kata Rasulullah SAW.

Kedua masjid, Masjid al-Haram dan al-Aqshā, adalah ruas awalnya, dengan titik akhirnya di Telaga Kautsar.

Di tengah-tengahnya melewati Masjid Nabawi, melalui mimbar tempat Rasulullah berkhotbah. Dalam hadis Imam Bukhārī dari sahabat Anas ibn Mālik, Rasulullah saw bersabda, “Antara rumahku, kamarku, kamarnya ’Āisyah dan mimbarku adalah taman di antara taman-taman surga; dan mimbarku itu nanti akan tegak berdiri di atas Telaga Kautsar.”

Tidak main-main ketika Rasulullah saw mengatakan, “Ini adalah tiga negeri yang diberkahi oleh Allah SWT, negeri yang menjadi dambaan, tambatan hati seluruh kaum Muslimin di dunia.

Masjid al-Haram rumah pertama yang dibangun untuk menyembah Allah SWT. Masjid al-Aqshā`adalah masjid kedua yang dibangun di atas muka bumi ini setelah Masjid al-Haram, dengan selisih waktu 40 tahun.

Dan simbol ketiga adalah Masjid Nabawi di Madinah—tempat Nabi SAW memancangkan peradaban Islam.

Oleh karena itu, peristiwa Isrā`-Mi’raj seharusnya menjadi pelajaran bagi kita. Pelajaran untuk apa?

Bertekad dan berkomitmen untuk menjaga salat fardu lima waktu. Para ulama seperti al-Alūsī dalam kitab tafsir Rūh al-Ma’āni (vol.9/271) dan ’Alī Muhammad al-Qārī dalam kitab Mirqāt al-

Mafātīh (vol.1/108) mengatakan “Salat itu adalah mi’rajnya seorang mukmin.” Mi’raj dalam hadis sini bermakna spiritual, bukan secara fisik sebagaimana dialami langsung oleh Rasulullah SAW dalam peristiwa Isrā-Mi’raj.

Mi’raj setiap kita, orang-orang yang beriman, adalah dengan melaksanakan shalat. Itulah mi’raj rohani kita, dan mi’raj rohani kita belum akan sempurna kalau tidak memperhatikan dan tidak peduli kondisi Masjid al-Aqshā`—sebagai tempat tujuan Isra sekaligus titik tolak beliau dalam mi’raj ke Sidrat al-Muntahā.

Surat al-Isrā`, yang diawali dengan tasbih, diakhiri dengan hamdalah dan takbir, isinya adalah panduan bagi kita.

Panduan untuk apa? Untuk membebaskan Masjid al-Aqshā`. Allah SWT sudah berjanji bahwa Dia telah memberikan ketetapan bahwa Bani Israil akan melakukan kerusakan dua kali di muka bumi, dan kedua kalinya itu mereka akan dihancurkan dan akan dibinasakan oleh Allah melalui tangan kaum Muslimin.

Kehancuran yang pertama terjadi pada masa Khalifah ’Umar bin Khaththāb RA; sebelumnya sudah terjadi ketika Rasulullah SAW mengalahkan Yahudi di Khaibar, menundukkan Yahudi Bani Quraizhah, Bani Qainuqa’, dan Bani Nazhir, yang kemudian diabadikan dalam surat al-Hasyr.

Kemudian disempurnakan pembebasan Bait al-Maqdis ketika di zaman Rasulullah SAW. Nabi perintahkan umat Islam untuk mengirimkan ekspedisi militer Perang Mu’tah. Tiga sahabat utama gugur di medan Mu’tah, Zaid ibn Hāritsah, ’Abd Allah ibn Rawāhah, dan Ja’far ibn Abī Thālib RA. Mereka syahid untuk mewujudkan nubuwatnya Rasulullah SAW untuk membebaskan Bait al-Maqdis.

Dalam keadaan sakit, Rasulullah mengutus Usāmah ibn Zaid untuk membebaskan Bait al-Maqdis. Maknanya, sebelum wafat, kita semestinya memikirkan Masjid al-Aqshā`.

Bagaimana masjid-masjid dibebaskan dari tirani bangsa Romawi, kalau kita umat Islam malah tidak peduli kepada keadaan dan kondisi memilukan yang menimpa kiblat pertama kaum Muslimin. Ini berarti belumlah sempurna shalat kita kalau tidak ada sedetik pun bagi kita untuk berkontribusi membebaskan dan memerdekakan Masjid al-Aqshā`.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Kita harus menjadi generasi seperti yang disampaikan oleh Allah SWT dalam Al-Qur`anu al-Karim. Inilah generasi yang akan membebaskan Baitu al-Maqdis. Inilah generasi yang dahulu diwujudkan oleh Rasulullah saw diwujudkan oleh Khalifah ’Umar bin Khaththāb.

Generasi yang memiliki kekuatan yang dahsyat, yakni kekuatan akidah. Ini syarat yang pertama. Karena itulah dalam surat al-Isrā` ada panduan akidah, iman kepada Al-Quran al-Karim.

Syarat yang kedua, memiliki kekuatan akhlak, kekuatan ubudiyah, sebagaimana Allah SWT sampaikan dalam surat al-Isrā` ayat 23 sampai ayat 38.

Demikianlah pentingnya kita menekankan pemenuhan kewajiban-kewajiban. Mulai dari berbakti kepada kedua orangtua, berderma kepada kerabat dan fakir miskin.

Syarat yang ketiga, generasi ini harus kita wujudkan dalam diri kita masing-masing. Kita memperbanyak ubudiyah kita kepada Allah karena Allah SWT menekankan, “Tidak ada kekuatan spiritual yang tidak dimulai dari salat lima waktu dan shalat tahajud.” Ini, insyaallah, kunci kita untuk meraih kemenangan.

Ketiga syarat inilah yang akan membentuk hadirnya generasi quwwatiw wa ba’sin syadīd, yakni mereka yang memiliki kekuatan dan ketangkasan yang luar biasa, untuk membebaskan Masjid al-Aqshā. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang tidak teperdaya oleh godaan-godaan Iblis la’natullah.

Kita bisa baca dan tadaburi ayat-ayat dalam surat al-Isrā`, dimulai dari ayat 61 hingga 65. Mudah-mudahan Allah SWT berikan kita kekuatan; kekuatan iman, kekuatan Islam, istikamah kita dalam beragama, istikamah dalam menjalankan syariat Allah, istikamah kita dalam amar makruf dan nahi mungkar sehingga kita menjadi khairu ummah yang didambakan oleh Baginda Rasulullah saw.

Dan beliau memberikan air dari Telaga Kautsar yang, kata Nabi Muhammad SAW, kalau kita minum dari sana kita tidak akan merasa kehausan selama-lamanya. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini