Pecahnya Perang Israel-Palestina pada Sabtu (7/10) ikut berdampak pada program kemanusiaan yang akan sedang digarap oleh Persyarikatan Muhammadiyah bagi masyarakat Palestina. Sejumlah program yang telah direncanakan terpaksa ditunda dan fokus pada penyaluran bantuan kemanusiaan akibat perang.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syafiq A Mughni menyampaikan bahwa Muhammadiyah berkomitmen untuk memastikan bantuan yang ada benar-benar sampai kepada masyarakat Gaza.
“Kita akan menyalurkan bantuan lewat Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di Yordania dan Mesir untuk bisa menjadi akses bantuan itu. Termasuk PCIM Turki kita jalin untuk memastikan bahwa bantuan dari PP Muhammadiyah itu sampai ke orang-orang yang menjadi sasaran,” tegasnya
Muhammadiyah menurutnya akan berfokus pada upaya menyalurkan bantuan kemanusiaan dan pelayanan sosial-kesehatan bagi masyarakat Gaza.
“Kita mencari mitra yang bisa dipercaya untuk memastikan bahwa keamanan dan keselamatan dari relawan itu bisa dijamin, tapi selama itu tidak bisa didapatkan. Mungkin kita bisa mengirim bantuan dasar bagi korban lewat beberapa partner lokal yang sudah lama bekerja sama dengan Muhammadiyah. Itu masih kita pikirkan,” jelasnya.
Sebelum pecah perang awal Oktober 2023 lalu, Muhammadiyah sudah merencanakan sejumlah program untuk warga Palestina, diantaranya capacity building untuk melatih anak-anak Palestina.
“Pada November ini kita punya program capacity building untuk melatih anak-anak Palestina untuk menjadi pribadi yang tegar dan menjadi orang yang cinta damai untuk membangun masyarakat yang co-exist,” ungkap Syafiq A Mughni.
“Sebetulnya kalau tidak ada perang, relawan Muhammadiyah sudah akan bekerja di sana pada akhir November,” imbuhnya dalam Konferensi Pers di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/10).
Selain program Capacity Building, Muhammadiyah menurutnya juga memiliki agenda lain di wilayah Tepi Barat, Palestina pada bulan yang sama.
“Di samping itu pada bulan November juga ada program di Ramallah untuk program pemberdayaan ekonomi. Kita melatih ibu-ibu di sana untuk mandiri secara ekonomi mengembangkan produksi yang dibutuhkan masyarakat,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Muhammadiyah selama ini telah menjalankan beberapa program kemanusiaan dengan Palestina. Selain bantuan kemanusiaan, beasiswa pendidikan tinggi, dan program pemberdayaan, Muhammadiyah telah membangun sekolah bagi para pengungsi Palestina di Beirut, Lebanon.
Syafiq Mughni tak lupa berpesan pada warga Persyarikatan dan kaum muslimin secara umum untuk menyalurkan bantuan kepada bangsa Palestina lewat lembaga infak, sedekah dan amil zakat Muhammadiyah, LazisMu. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News