STAIM Karangasem Tambah Satu Prodi untuk Berubah Jadi Institut
Wisuda STAIM Angkatan ke-XXVI. foto: ist
UM Surabaya

Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Karangasem Paciran Lamongan menggelar wisuda Angkatan ke-XXVI. Acara berlangsung di Auditorium KH. Abdurrahman Syansuri, Sabtu (14/10/2023)

Hadir, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Syamsudin, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan Shodikin, Pengasuh Pondok Pesantren Karangasem Muhammadiyah Lamongan, KH Abdul Hakam Mubarok, Prof. Zainuddin Maliki (konsultan pendidikan), serta tamu undangan lainnya.

Ketua STAIM Paciran Yusuf Wibisono menyampaikan kebanggaan atas capaian para wisudawan dan wisudawati.

“Ini adalah tonggak bersejarah bagi STAIM Karangasem dan para wisudawan dan wisudawati yang telah melewati perjalanan panjang dalam mengejar ilmu agama Islam dan melanjutkan tradisi keilmuan yang kuat,” katanya.

Melihat animo masyarakat yang tinggi untuk menempuh pendidikan di STAIM, Yusuf menegakan bahwa ke depannya STAIM akan menambah satu program studi (Prodi) seiring keinginan untuk mengubah STAIM menjadi institut dapat terwujud.

“Semoga STAIM bisa berubah menjadi Institut Muhammadiyah Karangasem Paciran Lamongan dengan membuka satu Prodi lagi, insya Allah bisa ekonomi atau fakultas dakwah,” ungkap dia

Syamsuddin dalam orasi ilmiahnya mengatakan, lulusan STAIM Paciran tidak hanya cakap dalam tilawah saja, tetapi cakap dalam qiro’ah.

“Sebagaimana Islam dibangun tidak semata-mata mengandalkan tujuan-tujuan lahiriah tetapi juga memperhatikan tujuan-tujuan ruhaniah. Sehingga perintah iqro’ yang artinya membaca itu tidak semata-mata membaca tetapi bismirobbika diletakkan dalam frame ilahiyah,” ujarnya.

Abdul Makam Mubarok, Pengasuh Pondok Pesantren Karangasem,memaparkan bahwa STAIM Paciran didirikan untuk menjawab keresahan masyarakat yang mersasa sulit mendapatkan pendidik di jenjang perguruan tinggi yang layak.

Ia juga menegaskan, para dosen yang mengabdi di STAIM Karangasem adalah orang-orang pilihan dengan penguasaan ilmu keislaman maupun ilmu yang tidak kalah dengan perguruan tinggi lainnya.

“STAIM ini bukan tidak berkualitas. Buktinya, Pak Yusuf (ketua STAIM) kalau mengajar menggunakan bahasa Arab dan Inggris. Insya Allah dosen-dosen SATIM sangat profesional sesuai dengan bidangnya,” tegasnya.

Hal senada disampaikan Shodikin. Dia turut memberikan apresiasi atas prestasi STAIM Karangasem.

“Selaku ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan mengucapkan terima kasih yang luar biasa dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pesantren Karangasem sebagai pusat pengaderan ulama Muhammadiyah,” tegasnya.

Shodikin mengakui, STAIM Karangasem telah menjadi lembaga pendidikan Islam yang patut diperhitungkan, maka jangan berhenti berkarya dan memberikan kontribusi bagi masyarakat.

Dia meminta agar branding Pesantren Karangasem Muhammadiyah Pacrian Lamongan sebagai pusat pengaaderan ulama Muhammadiyah terus ditingkatkan.

“Sehingga kader-kader ulama nanti akan memimpin Indonesia ke depan adalah kader-kader ulama yang digodok di Pesantren Karangasem Muhammadiyah,” tandasnya.

Zainuddin Maliki juga mengapresiasi setinggi-tingginya Pesantren Karangasem Muhammadiyah yang telah banyak mencetak kader-kader ulama Muhammadiyah.

Anggota DPR RI Komisi X itu berharap para lulusan dari Pesantren Karangasem ada yang mengikuti jejaknya untuk menduduki kursi di parlemen.

“Lulusan Karangasem nanti ada yang bisa menjadi anggota dewan, kita perkuat posisi kita di DPR supaya pendidikan ini bisa dikelola sesuai dengan apa yang diharapkan agama kita,” harapnya.

Mereka yang diwisuda tidak hanya mahasiswa dan mahasiswi dari Lamongan dan sekitarnya, ada juga mahasiswa yang berasal dari Maumere dan Lembata Nusa Tenggara Timur.

Dalam kesempatan ini, Mahasiswa bernama Asri Rahima Lei asal Lembata NTT menyampaikan kesannya selama kuliah di STAIM.

“Sangat menyenangkan, banyak teman dari berbagai daerah. Dan di sini, saya bisa lebih memperdalam keislaman mengingat di NTT masih kurang dalam bidang agama,” ucapnya.

Kesan serupa juga disampaikan Tiansi, Mahasiswi asal Maumere NTT. Dirinya merasa senang bisa menempuh pendidikan di STAIM Paciran.

“Di STAIM Paciran bisa berkenalan dengan teman-teman baru yang ramah. Para dosennya juga mendidik kami dengan memberi teladan yang baik,” ungkapnya.

Para lulusan ini merupakan kader-kader Muhammadiyah yang diharapkan akan menjadi agen perubahan yang positif dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. (iwan abdul gani/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini