Kalender Islam Global: Definisi dan Urgensi
Ketua PP Muhammadiyah Syamsul Anwar.
UM Surabaya

Sejak hampir satu abad yang lalu, ide penyatuan kalender Islam secara global telah muncul. Tepatnya pada tahun 1939, seorang ahli hadis asal Mesir bernama Ahmad Muhammad Syakir, mulai menyuarakan gagasan ini. Namun, hanya setelah melalui proses diskusi dan pengkajian yang panjang, pada tahun 1437 H/2016, Konferensi Internasional Penyatuan Kalender Hijriah berhasil mengambil keputusan bersejarah.

Keputusan tersebut melibatkan 127 peserta dari sekitar 60 negara yang mewakili berbagai perspektif dan pengetahuan dalam ilmu falak dan syariah. Mereka berhasil mengadopsi sistem kalender Islam global yang unifikatif, serta merumuskan parameternya. Meski demikian, umat Islam hingga saat ini masih belum menerapkan sistem kalender Islam global.

Menurut Ketua PP Muhammadiyah Syamsul Anwar, tantangan utama dalam menerapkan kalender Islam global ini adalah bahwa banyak umat Islam, termasuk para ahli falak dan syariah, belum sepenuhnya memahami konsep, kegunaan, dan urgensinya. Sebagian besar diskusi masih berkutat pada perdebatan antara metode rukyat dan hisab dalam menentukan awal bulan dalam kalender Islam.

“Permasalahannya adalah bahwa sebagian besar umat Islam, termasuk banyak pengkaji ilmu falak dan syariah, masih berpusat di sekitar perdebatan tentang dialektika rukyat dan hisab,” tutur Syamsul dalam Seminar dan Sosialisasi Kalender Hijriah Global Terpadu yang diselenggarakan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Sabtu (14/10/2023).

Syamsul mengatakan bahwa tradisi rukyat masih berakar kuat dalam masyarakat Islam. Rukyat adalah pengamatan langsung bulan baru untuk menentukan awal bulan hijriah. Nabi Muhammad saw sendiri pernah menginstruksikan penggunaan rukyat dalam menentukan bulan-bulan ibadah. Namun, kalender Islam global ini memerlukan penggunaan metode hisab, yang berdasarkan perhitungan matematis, karena tidak selalu memungkinkan untuk melakukan rukyat.

Selain itu, banyak umat Islam masih berpikir secara lokal dan mengikuti tradisi lokal dalam menentukan awal bulan. Ini terkait erat dengan penggunaan rukyat yang bersifat lokal. Namun, kesatuan dalam ibadah Islam membutuhkan pemikiran yang bersifat global, karena beberapa ibadah Islam pun berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di tempat lain di dunia yang mungkin jauh.

Syamsul menjelaskan bahwa kalender dalam konteks ini adalah alat yang digunakan untuk menandai hari dalam perjalanan waktu yang terus berjalan dari masa lalu ke masa kini, serta masa depan, baik untuk tujuan sipil maupun keagamaan. Kalender Islam adalah sistem penandaan hari yang diajarkan dalam agama Islam dan didasarkan pada pergerakan bulan mengelilingi bumi.

Kalender Islam global adalah upaya untuk menyatukan kalender Islam di seluruh dunia. Menurut Syamsul, ada dua kategori utama dalam kalender Islam global, yaitu kalender global tunggal dan kalender global zonal.

Kalender global tunggal berprinsip bahwa seluruh dunia mengikuti satu zona tanggal, yang berarti bahwa awal bulan baru dimulai secara serentak di seluruh dunia. Sementara kalender global zonal membagi dunia menjadi beberapa zona tanggal, seperti bizonal, trizonal, atau quadrozonal, di mana awal bulan baru pada bulan tertentu dapat dimulai pada hari yang berbeda di zona yang berbeda.

“Apa yang dipilih Muhammadiyah ialah Kalender Islam Global Tunggal. Dengan kalender ini, umat Islam dapat menyelesaikan berbagai problem keagamaan, terutama berkaitan dengan wukuf dan puasa Arafah,” ucap Syamsul.

Penyatuan kalender Islam global adalah langkah penting dalam menjawab tuntutan globalisasi dan memahami perbedaan geografis dalam pelaksanaan ibadah Islam. Dengan kalender Islam global tunggal, umat Islam di seluruh dunia dapat merasa lebih terhubung dan bersatu dalam pelaksanaan ibadah, serta merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam agama mereka secara bersamaan. Itu adalah langkah penting menuju kesatuan umat Islam di seluruh dunia. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini