*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Rasa aman adalah suatu nikmat. Coba kita perhatikan bagaimana jika kita hidup di lingkungan yang tidak aman. Semisal di sekitar kita banyak pemabuk.
Malam hari penuh keributan dan keonaran. Atau mungkin yang lebih parah di sekitarnya terjadi peperangan, tentu hidup jadi tidak tenang.
Maka syukurilah jika kita mendapat lingkungan yang penuh ketenangan dan masyarakatnya beradab.
Allah memerintahkan kepada kita beribadah kepada-Nya sebagai wujud nikmat rasa aman yang dianugerahkan pada kita.
“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Al Quraisy: 1-4)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga menyatakan bahwa rasa aman adalah suatu nikmat yang besar. Coba perhatikan hadis berikut:
Dari ’Ubaidillah bin Mihshan Al Anshary dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
“Barang siapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” (HR. Tirmidzi 2346, Ibnu Majah 4141. Abu ’Isa mengatakan hadits ini ghorib)
Oleh karenanya, nikmat rasa aman ini jangan sampai diingkari. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (QS. An Nahl: 112)
Gara-gara mengingkari nikmat, akhirnya datanglah musibah. Bentuk dari mengingkari nikmat adalah dengan mendustakan ajaran Rasulullah.
“Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim.” (QS. An Nahl: 113)
Insya Allah kita menjadi hamba Allah yang bersyukur, terutama saat kita mendapatkan rasa aman dan tenteram dalam kehidupan kita. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News