Untuk Pengembangan Ekonomi Digital, Indonesia Perlu Belajar pada China
Gerakan Subuh Mengaji dengan tema kondisi ekonomi digital Indonesia_11zon
UM Surabaya

Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah Ismail Fahmi menjelaskan betapa pentingnya ekonomi digital dalam dunia modern. Ekonomi digital adalah bentuk ekonomi yang sangat bergantung pada teknologi digital untuk menjalankan proses produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa. Teknologi digital yang dimaksud meliputi internet, kecerdasan buatan (AI), big data, dan blockchain.

Sedangkan pengembangan ekonomi digital, menurut Ismail Fahmi, Indonesia harus belajar dari China. Negara pimpinan Xi Jinping itu, telah mengambil langkah-langkah tegas untuk mengendalikan investasi asing dalam industri ekonomi digital mereka. Pemerintah China mengutamakan pengembangan platform dalam negeri dengan membatasi investasi asing dan memberikan peluang bagi platform domestik untuk tumbuh. China juga mengendalikan internet yang ketat, seperti Great Firewall, dan regulasi Cybersecurity Law yang harus dipatuhi oleh platform-platform tersebut.

“Belajar dari China, mereka menutup investasi asing untuk memberi ruang bagi platform dalam negeri. E-commerce hanya ada Alibaba dan JD.Com, search engine hanya Baidu, di sana tidak ada Google, aplikasi pesan hanya Tencent dan Wechat,” tutur Ismail Fahmi dalam Gerakan Subuh Mengaji pada seperti dilansir MUHAMMADIYAH.OR.ID, Selasa (17/10).

Ismail menyayangkan karena ekonomi digital di Indonesia mayoritas produk yang dijual adalah barang impor. Penjual e-commerce yang sebagian besar bukan pemilik produk sendiri. Lebih memprihatinkan lagi praktik penjualan produk impor di bawah harga pokok penjualan (HPP) serta pajak safeguard. Dia juga mencatat tren monopoli platform asing dalam industri ini.

“Kondisi e-commerce Indonesia: 90% produk yang dijual adalah barang impor, 74% penjual di e-commerce bukan dari produk sendiri, produk impor dijual di bawah HPP dan pajak safeguard. Kita memang negara demokratis, tapi sebaiknya didahulukan dulu produk lokal sebelum menerima produk-produk dari luar,” saran Fahmi.

Dengan begitu banyak potensi dan tantangan dalam ekonomi digital, Ismail Fahmi menekankan pentingnya langkah-langkah strategis dan kebijakan yang bijaksana untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dalam kompetisi global yang semakin ketat.

Harus diakui, ekonomi digital sebagai elemen kunci dalam semua tahap ekonomi, mulai dari produksi hingga distribusi dan konsumsi. Ini mencakup berbagai sektor, seperti e-commerce, perbankan digital, aplikasi pesan instan, dan media sosial. Menurutnya, ekonomi digital memiliki dampak signifikan pada perekonomian, termasuk peningkatan produktivitas, efisiensi, dan inovasi.  (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini