Terdapat beberapa faktor yang menjadi pemicu tidak menguatnya ideologi yang dimiliki oleh kader Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah diantaranya masih banyak ideologi-ideologi dari luar organisasi yang masih mempengaruhi kader.
Selain itu belum meratanya sosialisasi dan implementasi bagi seluruh kader Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang membuat penerapan Kemuhammadiyahan di sebagian masyarakat masih belum “match”. Untuk itu, menyelenggarakan pengajian merupakan upaya mendefinisikan ideologi supaya bisa diadopsi oleh warga Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.
Sejumlah hal itu mengemuka pada pertemuan tatap layar kader ‘Aisyiyah yang diselenggarakan oleh Majelis Pembinaan Kader Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah pada Selasa (17/10) malam. Agenda tersebut merupakan satu dari 13 agenda yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah guna membangun ideologi kader Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.
Pada agenda yang dilaksanakan secara online pada zoom meet tersebut dihadiri oleh Ketua PP Muhammadiyah, Agung Danarto, Salmah Orbayinah Ketua PP ‘Aisyiyah, Ketua Majelis Pembinaan Kader PP ‘Aisyiyah Mami Hajaroh.
Menurut Agung Danarto, ideologi Muhammadiyah dan Aisyiyah harus jelas agar menjadi suatu identitas kelompok yang membedakan kelompok tersebut dengan kelompok yang lainnya.
“Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang telah berusia lebih dari 1 abad harus memperjelas identitas dan ideologi sehingga menjadi pembeda antara kelompoknya dengan yang lain,” ungkapnya.
Melalui tema yang dibawa yakni “Membumikan Ideologi Muhammadiyah ‘Aisyiyah, Melalui Kajian yang Mencerahkan” kali ini lebih terfokus pada penguatan dan penanaman ideologi kepada seluruh kader.
Pengajian merupakan upaya mendefinisikan ideologi supaya bisa diadopsi oleh warga Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, termasuk putusan-putusan Majelis Tarjih agar menjadi landasan untuk mengamalkan ibadah maupun muamalah baik di kehidupan pribadi sehari-hari maupun organisasi serta gerakan dalam Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News