Ketika Manusia Mencari Ketenteraman Hidup yang Hakiki
foto: islamonline.net

*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang

“When you are dumped, there will be a more sincere picker to get you back on your feet.”

(Saat kau dicampakkan akan ada pemungut hati yang lebih tulus untuk mengajakmu kembali berdiri)

Manusia berupaya mencari dan mencapai ketenteraman dengan berbagai cara. Ada yang menjauh ke tempat-tempat sepi, naik ke gunung, menepi ke lembah-lembah, menyendiri di tepi pantai berteman deru ombak.

Sebagian mendapatkan ketenangan, kesyahduan, keheningan, tetapi sayangnya hanya sementara.

Karena selanjutnya semua itu lenyap bersama kembalinya mereka pada kehidupan nyata dengan berbagai liku-liku dan pernak-perniknya.

Sebagian yang lain bahkan tidak mendapat apa-apa karena hatinya tetap gundah, bahkan malah mendapat bahaya.

Manusia lupa jika ketenteraman itu hanya dimiliki oleh Allah, sebagaimana dalam firman-Nya:

هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوٓا۟ إِيمَٰنًا مَّعَ إِيمَٰنِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).

Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Fath: 4)

Ketenteraman itu diberikan oleh Allah kepada diri yang tepat, sebagaimana dalam firman-Nya:

ثُمَّ أَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَعَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ وَأَنزَلَ جُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ۚ وَذَٰلِكَ جَزَآءُ ٱلْكَٰفِرِينَ

“Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir. (QS. At-Taubah: 26)

Oleh karena itulah, ketenangan dan ketenteraman hakiki hakikatnya hanya didapat dengan mendekati, mengikuti apa yang diajarkan oleh Allah SWT. Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini