Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) kota Surabaya memiliki Amal Usaha Muhammadiyah Training Center (MTC) yang terletak di Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang. Harapannya prasarana ini bisa menjadi pusat penggemblengan dan pengkaderan warga Muhammadiyah.
“Awal pemikiran membuat balai diklat atau pusat training yakni, amal usaha-amal usaha Muhammadiyah Surabaya baik itu sekolah, panti asuhan, dan lain sebagainya sering berkegiatan diluar atau outbound satu bulan bisa 4-5 kali, maka terbesit rencana dari pada menyewa ditempat lain, kenapa tidak lebih baik kita memiliki sarana outbound tersebut,” terang Wakil Ketua PDM Surabaya Drs H Zayyin Cudlori MPd kepada awak media baru baru ini.
PDM Kota Surabaya sengaja menggelar rapat periodik di MTC Wonosalam selama dua hari Jumat-Sabtu (13-14/10/2023) sekaligus ritual menempati gedung baru itu untuk pertama kalinya. Kegiatan tersebut dihadiri oleh anggota Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah dan Aisyiyah kota Surabaya.
Pemikiran itu akhirnya ditindaklanjuti dengan matang, diawali mencari informasi lahan. Gayung bersambut, ada informasi lahan dijual di Wonosalam JOmbang seluas 3,3 hektar.
“Ada informasi dari orang Ngagel yang mempunyai lahan cengkeh dan durian ditawarkan 100 ribu per meter dengan luas 3,3 hektar, harga sudah tidak bisa ditawar, namun bisa meminta keringanan pembayaran dalam jangka 2 tahun,” paparnya.
Setelah terjadi kesepakatan pembelian lahan, jajaran PDM Kota Surabaya membuat rencana pembayaran. “Kami merancang pendapatan dari siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA Muhammadiyah se-kota Surabaya sebesar 5 sampai 10 ribu perbulan dalam jangka waktu 2 tahun lunas”, imbuhnya.
Rencana kedepan, ungkap Zayyin, tidak hanya outbound untuk anak-anak tetapi juga untuk umum bilamana memungkinkan, serta diharapkan yang memanfaatkan tidak hanya dari Surabaya saja, namun juga dari Muhammadiyah Mojokerto, Jombang, bahkan Kediri jangkauannya.
“Total biaya keseluruhan sampai saat ini telah mencapai 8 M dari awal kita membeli lahan senilai 3,3 M, dimana awalnya rencana bangunan biasa, namun karena pergantian pengurus ada ide dibuat kapal laut,” tuturnya.
“Kalau membuat gedung kapal laut ditepi laut sudah biasa, namun ini dibangun diatas gunung yang membuat lebih unik adalah view lingkungan sekitarnya yang indah, serta dibawah terdapat sungai yang airnya tidak pernah berhenti mengalir,” imbuhnya.
Lanjut Zayyin, untuk konsumsi air pihak PDM Surabaya hanya membayar 350 ribu per tahunnya, dan airnya segar dan bersih langsung dari pegunungan.
Rencana kedepan, lanjut Zayyin, setiap trap nya akan dibangun wahana, trap yang paling bawah rencananya akan dibangun pemandian, dimana totalnya ada 4 trap. Sedangkan untuk biaya menginap rencananya akan dibuat bisa sangat terjangkau 1 hari 1 malam sekitar 125-150 per orang, sudah dengan makannya.
“Sebagai usulan, setiap ada orang yang datang sebagai icon penyajian awal akan dijamu ketan durian dan masakan khas ayam kampung, serta UMKM warga sekitar seperti durian maupun kopi khas Wonosalam yang bisa dibeli untuk oleh-oleh sebagai bagian dari pemberdayaan warga sekitar”, ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya Dr HM Ridlwan MPd menambahkan, pihak PDM Surabaya ingin mendirikan pusdiklat atau pusat training bernama MTC yang pada waktu peletakan batu pertama oleh Sekretaris Umum (Sekum) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr H Abdul Mu’ti MEd didampingi oleh Dr. dr. H. Sukodiono, MM Rektor UMSurabaya, dan Ir. H. Tamhid Masyhudi, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur sekitar tahun 2016 lalu.
“Karena banyaknya amal usaha sekolah maupun panti asuhan yang sering mengadakan kegiatan diluar kota, akhirnya Muhammadiyah Surabaya mendirikan MTC, dimana harapan utamanya untuk penggemblengan para kader di sekolah-sekolah Muhammadiyah, juga Hizbul Wathan, Tapak Suci, Kokam, sehingga benar-benar menjadi pusat pengkaderan warga Muhammadiyah,” tuturnya.
“Tidak hanya warga Muhammadiyah Surabaya saja, kami juga sangat berharap dari PDM maupun PCM se-Jawa Timur bisa menikmati pusat Diklat MTC Wonosalam tersebut”, imbuhnya.
Lanjut HM Ridlwan, karena dulu peletakan batu pertama oleh sekum PP Muhammadiyah, diharapkan kedepannya juga akan diresmikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan mengundang Pimpinan Daerah Muhammadiyah lainnya.
“MTC dalam bentuk amal usaha untuk pengelolaannya diserahkan kepada pengurus MTC yang dikomandani oleh ustadz Muhammad Na’im MPd. Tidak hanya murni bisnis namun ada misi dakwahnya yakni mengenalkan amal usaha yang dimiliki oleh PDM Surabaya,” tukasnya.
Pihak Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Surabaya diwakili Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Surabaya Hj Alifah Hikmawati SThI menyatakan waktu dekat yaitu bulan November akan mengadakan rapat kerja daerah (Rakerda) bersama PCA se-kota Surabaya sebanyak 123 peserta di Muhammadiyah Training Center yang dibagi menjadi dua gelombang.
“Mudah-mudahan dengan diawali oleh pihak PDA Surabaya menggelar Rakerda akan menjadi inspirasi bagi yang lainnya untuk menggunakan MTC”, pungkasnya. (yuda/*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News