Rezeki Sulit, Di Mana Salahnya?
foto: archdaily.com

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah mengatakan Allah menyamakan antara dosa dan hutang. Orang yang berdosa akan menanggung kerugian di akhirat sedang orang yang berhutang akan mendapat kerugian di dunia.

Kemaksiatan adalah penutup pintu kehidupan, karena sesungguhnya seorang hamba akan diharamkan baginya rezeki jika dia melakukan perbuatan dosa.

Wahai orang yang membuka pintu kehidupan tanpa kunci takwa, mengapa kamu memperluas jalan kesalahan dan kemudian melaporkan kesempitan rezeki.

Kebanyakan kita, jika masalah kesempitan rezeki datang. Ada yang berpikir untuk bagaimana bekerja lebih keras, berikhtiar lebih banyak, berpikir lebih cerdas dan seterusnya. Salah kah?

Tidak sepenuhnya salah. Tetapi coba kita lihat bagaimana Al-qur’an menyelesaikan masalah rezeki ini.

Allah SWT berfirman:

“Maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun.” (QS. Nuh : 10)

“Dan (Hud berkata), “Wahai kaumku ! Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa.” (QS. Hud : 52)

“Dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” (QS. Nuh: 12)

Dari ayat ayat di atas, Allah mengatakan bahwa sumber dari kesempitan adalah disebabkan karena dosa dan kesalahan. Maka istighfar dan tobat adalah jalan pembuka dari segala kesulitan termasuk rezeki.

Yuk, perbanyak bertobat dan beristighfar hari ini dan setiap hari agar Allah hilangkan segala kesulitan dan permasalahan kita.

Insya Allah, Allah Subhanahu Wa Ta’ala mudahkan segala urusan kita hari ini dan rezeki kita. Jumah Mubarak. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini