Tidak Paham Ideologi Gerakan Muhammadiyah Berakibat Fatal dalam Implementasi
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agung Danarto.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agung Danarto mensinyalir masih adanya kelompok yang tidak paham akan ideologi gerakan Muhammadiyah, yang berakibat kesalahpahaman. Menurut Agung Danarto, ketidakpahaman ini akan berakibat fatal dalam implementasi kehidupan sehari-hari lalu berkepanjangan dan merugi di masa yang akan datang.

“Ketidakpahaman ideologi akan mengakibatkan underestimate terhadap apa yang dilakukan dan menjadi konsentrasi dari organisasinya sehingga akan mengakibatkan culture shock dengan apa yang terjadi diluar sana yang dilakukan oleh kelompok lain, namun tidak dengan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah,” ungkap Agung Danarto yang hadir secara daring dalam kegiatan webinar penguatan ideologi Muhammadiyah kepada seluruh kader peserta yang diselenggarakan Majelis Pembinaan Kader Sumber Daya Insani (MPKSDI) PP ‘Aisyiyah pada (17/10).

Dalam paparannya, Agung mengajak kembali melihat perjalanan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang lebih dari 100 tahun, bahwa persyarikatan ini telah menorehkan banyak prestasi, aktivitas, gagasan, dan kontribusi positif dalam membangun bangsa dan negara.

Untuk itu semua kader persyariakatan mesti paham betul akan idealogi gerakan Muhammadiyah.  Agung lantas menyebutkan setidaknya terdapat empat hal dalam ideologi Muhammadiyah yang harus diketahui dan dipahami oleh kader Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah’ yang meliputi keyakinan, tujuan, strategi, dan ideologi sebagai alat.

Perihal keyakinan yang menjadi pokok dari Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, tentu mengikuti ajaran nabi Muhammad SAW. Dalam aktivitas keseharian sebagai umat, melaksanakan ajaran nabi yang diharapkan agar mendapat ganjaran pahala.

Sementara itu, terkait relasi antara agama dan negara, Muhammadiyah sudah memiliki pandangan final yaitu memandang Indonesia sebagai Negara Pancasila Darul Ahdi Wa Syahadah. Pandangan tersebut menggugurkan anggapan  yang menyebut Muhammadiyah menghendaki Indonesia sebagai negara Islam.

Di sisi lain, ideologi Muhammadiyah dalam tauhid didefinisikan dengan menghilangkan segala bentuk kemusyrikan dan tegak lurus hanya kepada Allah SWT. Jika terdapat golongan yang menyimpang dari bertauhid maka akan didakwahi, mengajaknya dengan lemah lembut serta bijaksana dan membawa pesan-pesan damai yang baik bukan dengan jalan kekerasan hingga memusuhinya. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini