Pada 28 Oktober besok, Indonesia memperingati 95 tahun usia Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda yang berisi tiga hal; kesadaran tanah air, kebangsaan, dan bahasa, merupakan akar nasionalisme menuju Indonesia Merdeka.
“Peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928 adalah peristiwa yang menentukan proses pembentukan bangsa kita. Ada gagasan-gagasan, tekad yang membara untuk melakukan sesuatu yang menjadi tonggak lahirnya bangsa dan negara Indonesia. Oleh karena itu kita memperingati ini dengan penuh kesyukuran, bercermin dari masa lalu dan bergerak untuk masa-masa yang akan datang,” ulas Ketua PP Muhammadiyah, Syafiq A Mughni.
Dalam sambutan Pengajian Bulanan Pimpinan Pusat Muhammadiyah bertajuk “95 Tahun Sumpah Pemuda: Reinvensi Peran Muhammadiyah”, Jumat (20/10), Syafiq berharap peneladanan pada sejarah ini terus menginspirasi kaum muda untuk membawa perubahan positif.
Terkhusus bagi Persyarikatan, Syafiq mendorong Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) untuk terus menjalankan peran kebangsaannya sesuai dengan semangat kepeloporan sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pemuda di tanah air pada 95 tahun yang lampau.
“Reinvensi peran Muhammadiyah harus tercermin dalam peristiwa Sumpah Pemuda dengan menekankan AMM supaya punya idealisme, tekad yang sama-sama kita junjung tinggi. Di sana ada idealisme perjuangan, komitmen, integritas dan lain sebagainya yang saya kira itu tumbuh subur di masa pemuda yang lalu. Inilah yang harus kita tumbuhkan,” pesannya.
Memasuki tahun politik 2024, AMM juga dia pesankan untuk senantiasa membangun persatuan di masyarakat dan menatap agenda kebangsaan yang berjangka panjang.
Sebagai kaum muda, AMM juga tidak boleh berbangga dengan prestasi di masa lampau lalu berhenti berkarya. Syafiq lalu mengutip pepatah Arab yang berbunyi, “Laisal fata man yaqulu kana abiy, wa lakinal fata man yaqulu ha ana dza” (seorang pemuda bukanlah yang membanggakan kehebatan orangtuanya, tapi mereka yang percaya diri menunjukkan eksistensinya).
“Maka itu harus ditunjukkan dalam peran-peran yang sangat penting dalam dedikasi kita untuk memperbaiki bangsa dan negara kita,” kata Syafiq.
“Negara kita harus diperkokoh landasannya yang dulu diletakkan para pemuda dan founding parents kita dan Muhammadiyah bersama-sama masyarakat yang lain harus terus berjuang membangun, mengokohkan bangsa dan negara kita supaya menjadi negara yang betul-betul baldatun, thayyibatun, wa rabbun ghafur,” pungkasnya. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News