Beda Takhayul dan Khurafat dalam Islam
Ilustrasi: unsplash
UM Surabaya

Khurafat, menurut Ibnul Mandzur:

والخُرافةُ الحديثُ الـمُسْتَمْلَحُ من الكذِبِ. وقالوا: حديث خُرافةَ

“Khurafat adalah berita yang dibumbui dengan kedustaan. Masyarakat menyebut, Beritanya khurafat’

Kemudian beliau menyebutkan latar belakang istilah ini:

ذكر ابن الكلبي في قولهم حديثُ خُرافة أَنَّ خُرافةَ من بني عُذْرَةَ أَو من جُهَيْنةَ، اخْتَطَفَتْه الجِنُّ ثم رجع إلى قومه فكان يُحَدِّثُ بأَحاديثَ مـما رأي يَعْجَبُ منها الناسُ؛ فكذَّبوه فجرى على أَلْسُنِ الناس: حديث خُرافةَ

“Dijelaskan oleh Ibnul Kalbi tentang pernyataan masyarakat, beritanya khurafat’ bahwa khurafat adalah nama orang dari Bani Udzrah atau bani Juhainah.

Dia pernah diculik Jin kemudian kembali ke kampungnya. Setelah itu, dia bercerita banyak tentang berbagai kejadian yang dia lihat, sehingga banyak orang terheran-heran.

Sampai mereka tidak percaya dan menganggap khurafat berdusta. Akhirnya jadi terkenal di tengah masyarakat, Beritanya Khurafat.” (Lisanul Arab, 9/62)

Keterangan yang sama juga disampaikan az-Zirikli:

خرافة : رجل من بني عذرة، غاب عن قبيلته زمناً ثم عاد فزعم أن الجن استهوته وأنه رأى أعاجيب جعل يقصها عليهم، فأكثر، فقالوا في الحديث المكذوب (حديث خرافة)  وقالوا فيه (أكذب من خرافة) حتى سمى الحريري الكذب خرافة

“Khurafat adalah nama seorang lelaki dari bani Udzrah, yang hilang dari kampungnya dalam kurun waktu yang lama.

Kemudian dia kembali. Dia menyangka telah disekap Jin, dan dia telah melihat berbagai kejadian aneh. Lalu diceritakan kepada masyarakatnya panjang lebar.

Hingga jadi istilah mereka untuk menyebut berita dusta, ‘Beritanya Khurafat’. Mereka juga membuat istilah, Lebih pembohong dari pada Khurafat. Hingga al-Hariri menyebut setiap kedustaan dengan Khurafat. (al-A’lam, az-Zirikli, 2/303).

Dari keterangan mereka, kita memahami kata Khurafat artinya semua berita atau informasi yang mengandung kedustaan.

Kita beralih ke istilah takhayul. Kata ini disebutkan dalam Alquran, ketika Allah menceritakan sihir yang dilakukan tukang sihirnya Fir’aun:

قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى

“Berkata Musa: Silakan kamu sekalian melemparkan. Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka.” (QS. Thaha: 66)

Tukang sihir Fir’aun menyihir setiap mata para penontonnya. Sehingga seolah mata mereka melihat tali dan tongkat mereka menjadi ular. Termasuk Musa ‘alaihis salam, terbayang dalam diri beliau, tali dan tongkat mereka menjadi ular.

Dalam kamus Mu’jam al-Wasith, makna kata Takhayul adalah [تَصَوَّرَهُ ، تَمَثَّلَهُ] yang artinya membayangkan.

Karena orang sombong yang kagum dengan dirinya disebut Mukhtal atau Dzul Khuyala’. Karena dia membayangkan dirinya hebat, seolah tidak ada yang menandinginya. (Lisan al-‘Arab, 11/226)

Dalam kamus KBBI, ta·ha·yul diartikan sebagai (sesuatu yang) hanya ada dalam khayal belaka atau kepercayaan kepada sesuatu yang dianggap ada atau sakti, padahal sebenarnya tidak ada hanya dikonstruksi dalam alam pikir seolah olah ada. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini