*) Oleh:Â Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri
Ada suami yang begitu bangga saat istrinya mapan, mandiri, berdiri kuat, kokoh lagi berdaya. Dia senang melihat istri yang punya penghasilan sendiri, sehingga tak lagi meminta uang belanja bulanan padanya.
Ia gembira melihat istri bisa mengangkat galon, lalu memasangnya. Sang istri juga piawai mengganti tabung gas sendiri, memasak sambil mengawasi mesin cuci yang sedang berputar, sementara sesekali istri menyuapi balitanya yang sudah belajar makan. Bahkan ia bisa memanjat memperbaiki genting bocor saat musim hujan tiba.
Jika dulu, ke mana-mana istri minta diantar, maka sekarang tidak lagi. Ke pasar, jemput anak di sekolah, ke tempat kajian, istri bisa jalan, bawa kendaraan sendiri.
Bagaimana menurutmu wahai para suami? Enakkah kondisi demikian? Sehingga kau merasa tak direpotkan lagi oleh istrimu.
Maka waspadalah! Ini bukan kondisi yang baik. Sejatinya rumah tangga dinamis karena adanya saling ketergantungan antara suami istri.
Ada banyak keadaan ketika istri sangat bergantung pada suami, dan itu sangat wajar. Itu yang membuat hubungan semakin mesra dan hangat. Sebab kita yang tak bisa jauh satu sama lain.
Maka, bahagialah saat istrimu meminta cepat-cepat pulang di sore hari karena gasnya habis, sementara nasi belum lagi matang.
Bahagialah saat istrimu berteriak minta tolong agar galon diangkat dan dipasangkan, ada anakmu yang kebelet minta minum.
Bahagialah saat istrimu merengek minta diantar ke kajian, karena ia ingin meraih surga bersamamu.
Bahagialah saat istrimu masih menadahkan tangannya minta uang belanja. Bukankah sejatinya laki-laki adalah qawwam, tugasnya memberi nafkah, agar nanti istrimu patuh karena ke-qawwamanmu.
Bahagialah saat istrimu minta dibantu untuk menyelesaikan pekerjaan rumah, memintamu menemani anak-anak bermain, atau mungkin memintamu mengganti popok anak, atau menceboki kakak yang berteriak di kamar mandi karena hajatnya telah selesai.
Bahagialah dengan segala permintaan istri, meski kau pikir remeh-temeh semata. Itu artinya istrimu masih waras, ia masih bisa mengungkapkan maunya apa.
Muliakanlah istrimu, rapikanlah bila kau lihat ia nampak berantakan, percantiklah bila kau lihat ia blepotan, santunkan bila kau anggap ia ceplas-ceplos tanpa etika, luaskan pengetahuannya bila kau anggap ia kampungan.
Sebelum kau jauh-jauh memberi manfaat dan kebaikan pada orang lain, pastikan dulu istrimulah yang paling merasakan manfaatmu dan kebaikanmu..
Seorang wanita yang mandiri tidak akan mengemis untuk diberi, tapi seorang lelaki yang bertanggung jawab akan memberi sendirinya tanpa diminta. Semoga bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News