Kader Muhammadiyah Tak Boleh Apatis terhadap Politik
Sukadiono (kiri) didampingi M Mirdasy, dan Radius Setyawan memberikan keterangan pers di PWM Jatim. foto: ubay
UM Surabaya

Muhammadiyah mengingatkan kadernya tidak apatis terhadap politik meski secara organisatoris tak diperkenankan mendukung salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilihan Umum 2024.

“Muhammadiyah secara umum memang menjauhi politik praktis, tapi harus dipahami tidak boleh bersikap apatis terhadap politik,” kata Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Dr dr Sukadiono, di sela diskusi bertema “Menakar Arah Suara Politik Muhammadiyah Jawa Timur dalam Pemilu 2024” di Kantor PWM Jatim di Surabaya, Senin (23/10/2023).

Dokter Suku, bgitu dia karib disapa, menegaskan bahwa sampai saat ini Muhammadiyah tidak mendukung maupun mengarahkan ke salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden, termasuk terhadap partai politik tertentu.

Namun, kata dia, secara individual organisasinya mendukung kader yang memiliki kapasitas, kapabilitas dan potensial untuk maju pada Pemilu Legislatif 2024.

Selain itu, terang Dokter Suko, bahwa Muhammadiyah juga menjaga jarak yang sama dengan semua partai politik.

“Sehingga tidak ada partai politik yang menjadi anak emas maupun anak kandung di Muhammadiyah. Semua kader Muhammadiyah yang potensial dipersilakan untuk maju sebagai calon legislatif dari partai apa saja,” tegas dia.

Bahkan, lanjut dia, di bawah Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PWM Jatim, harus menginventarisasi kader-kader potensial yang kemudian diorbitkan menjadi anggota legislatif di semua tingkatan, baik DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi maupun DPR RI.

Sementara itu, pada kesempatan sama juga dilakukan rilis survei oleh tim dari Laboratorium Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Rully Inayah serta Tenaga Ahli Surveyor Kedai Jambu Institute Akhmad Jayadi.

Menurut Rully, survei dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang aspirasi masyarakat menjelang Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden 2024.

“Jumlah responden 1.000 orang, sampling error lebih kurang 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden tersebar secara proporsional pada 100 kelurahan dan desa terpilih di 36 kabupaten dan kota di Jatim,” tuturnya.

Temuan tren pilihan tiga calon presiden selama periode Juli hingga September 2023, menunjukkan adanya peningkatan suara signifikan pada Anies Baswedan dan penurunan Prabowo Subianto, sedangkan suara Ganjar Pranowo cenderung stabil.

Rinciannya, Anies Baswedan mendapat 10,4 persen pada Juli 2023, kemudian September meningkat menjadi 19,5 persen.

Berikutnya, Prabowo Subianto pada Juli meraih 42,1 persen, menjadi 37,1 persen pada September. Lalu, Ganjar Pranowo cenderung stabil, yaitu 42,8 persen pada Juli dan 42,3 persen pada September.

“Ada juga yang belum memutuskan atau ragu dan tidak tahu, lalu tidak memilih, serta tidak menjawab atau rahasia,” kata Rully. (ant/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini