Nilai-Nilai Profetik: Terbentuknya Keikhlasan dan Keberanian
foto: seekersguidance.org

*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari

Keikhlasan yang mendalam dalam memperjuangkan dakwah, memproduksi keberanian para utusan Allah.

Dengan adanya nilai profetik itu, membentuk keberanian yang luar biasa, sehingga gigih dalam menyampaikan kebenaran kepada kaumnya yang menyimpang perilaku keagamaannya.

Ketidakcondongan pada balasan duniawi membuat mereka berani menerima resiko yang besar sekalipun.

Dengan kata lain, ketika menyampaikan risalah profetik, mereka tak terbayang mendapatkan imbalan dari manusia.

Mereka berharap imbalan hanya kepada Allah semata. Nabi Hud berani menasihati umatnya yang menyembah dan meminta kepada berhala.

Kaumnya memiliki fisik yang kuat dan siap membuat kerusakan bila terganggu. Namun Nabi Hud berani menasihati secara terbuka.

Demikian pula yang terjadi pada Nabi Ibrahim. Beliau berani menasihati kaumnya dan sendirian mendatangi tempat ritual kaumnya untuk menunjukkan penyimpangaannya, hingga tak takut menghancurkan berhala yang mereka sembah.

Keikhlasan Berdakwah

Allah memilih hamba-hamba istimewa untuk menyampaikan risalah-Nya. Keikhlasan dalam menyampaikan pesan-pesan profetik, ketangguhan dalam berdakwah, ketahanan dalam menerima risiko, harus menempel pada mereka.

Para utusan Allah memiliki keikhlasan yang tidak diragukan dalam berdakwah. Di dalam diri mereka sudah kosong dari kepentingan duniawi.

Oleh karenanya, ketika menyampaikan dakwah, tak ada keinginan untuk menumpuk kekayaan, apalagi mencari popularitas. Mereka sungguh-sungguh Ikhlas dalam menyampaikan pesan dakwah.

Para utusan Allah begitu lantang menyampaikan kebenaran secara terbuka dengan gagah berani. Tanpa ada tedeng aling-aling, mereka menyampaikannya meskipun risiko yang diterimanya sangat membahayakan dirinya.

Keikhlasan mereka dalam mengemban risalah itulah yang membuat berani berdakwah secara tegas, tanpa ada kepentingan duniawi. Hal ini dinarasikan Alquran dengan baik sebagaimana firman-Nya:

يٰقَوْمِ لَاۤ اَسْــئَلُكُمْ عَلَيْهِ اَجْرًا ۗ اِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلَى الَّذِيْ فَطَرَنِيْ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ

“Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas (seruanku) ini. Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu mengerti?”

Para rasul menegaskan dirinya tidak memiliki maksud tersembunyi, sebagaimana yang umumnya yang berkembang di tengah masyarakat. Umumnya orang yang mendeklarasikan sesuatu kepada masyarakat memiliki maksud terselubung.

Para utusan Allah tidak terbersit dalam hati mereka untuk mengumpulkan harta kekayaan”
Nabi Hud merupakan sosok utusan Allah yang memiliki keberanian yang tak tertandingi.

Kaumnya memiliki kekuatan fisik yang luar biasa, di mana akan merusak atau membunuh siapa pun yang menghalangi keinginannya.

Situasi seperti ini, Nabi Hud berani memberi peringatan kepada kaumnya yang menyembah berhala. Beliau berani menyampaikan risalah ketuhanan meski dituduh dengan tuduhan miring. Kesabaran itu ditegaskan Alquran sebagaimana firman-Nya:

اِنْ نَّقُوْلُ اِلَّا اعْتَـرٰٮكَ بَعْضُ اٰلِهَتِنَا بِسُوْٓءٍ ۗ قَا لَ اِنِّيْۤ اُشْهِدُ اللّٰهَ وَا شْهَدُوْۤا اَنِّيْ بَرِيْٓءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ

“Kami hanya mengatakan bahwa sebagian sesembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu.” Dia (Hud) menjawab, “Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.” (QS. Hud: 54)

Keberanian beliau dalam menyampaikan pesan Allah di tengah-tengah kaumnya yang kuat, ditunjukkan Nabi Hud.

Beliau bahkan menantang kaumnya untuk berhadapan secara langsung dan siap menghadapi risiko terburuk. Hal ini dibuktikan Alquran sebagaimana firman-Nya:

مِنْ دُوْنِهٖ فَكِيْدُوْنِيْ جَمِيْعًا ثُمَّ لَا تُنْظِرُوْنِ

“Dengan yang lain, sebab itu jalankanlah semua tipu dayamu terhadapku dan jangan kamu tunda lagi.” (QS. Hud : 55)

Keberanian yang sama ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim, di mana beliau mendatangi kaumnya yang telah menyimpang.

Beliau datang secara langsung ke tempat ritual ibadah para penyembah berhala, hingga berani menghancurkan berhala-berhala yang mereka sembah.

Nabi Ibrahim sengaja melakukan hal itu, agar mereka berpikir jernih dan mengakui keagungan Allah. Hal ini ditunjukkan Alquran sebagaimana firman-Nya:

فَجَعَلَهُمْ جُذٰذًا اِلَّا كَبِيْرًا لَّهُمْ لَعَلَّهُمْ اِلَيْهِ يَرْجِعُوْنَ

“Maka dia (Ibrahim) menghancurkan (berhala-berhala itu) berkeping-keping, kecuali yang terbesar (induknya); agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.” (QS. Al-Anbiya: 58)

Nabi Ibrahim sengaja membiarkan patung besar, dan menghancurkan patung-patung kecil, dalam rangka untuk menyanggah keyakinan mereka yang salah.

Mereka berkeyakinan bahwa patung-patung itu bisa mendatangkan manfaat bagi kehidupan mereka. Namun Nabi Ibrahim ingin membuktikan bahwa patung-patung itu tak memiliki kontribusi sama sekali pada kehidupan mereka.

Nabi Ibrahim pun membuktikan semua patung, baik yang besar maupun yang kecil, tidak memiliki pengaruh apa-apa terhadap kehidupan siapa pun.

Bahkan Nabi Ibrahim menegaskan bahwa menyembah selain Allah tidak memiliki manfaat apa pun.

Buktinya, ketika dihancurkan patung-patung kecil itu, patung yang besar tak bisa mengadakan pembelaan sama sekali. Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya:

قَا لَ اَفَتَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَنْفَعُكُمْ شَيْئًـا وَّلَا يَضُرُّكُمْ

“Dia (Ibrahim) berkata, “Mengapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun dan tidak (pula) mendatangkan mudarat kepada kamu?” (QS. Al-Anbiya : 66)

Keberanian Nabi Ibrahim terbukti dan dilihat oleh kaumnya. Beliau juga berhasil meruntuhkan argumen keyakinan kaumnya yang sangat lemah, hingga terbukti bahwa keyakinan kaumnya sangat lemah.

Keberanian Nabi Hud dan Nabi Ibrahim dalam menyampaikan dakwah tidak lepas dari keikhlasan dan hampanya dari kepentingan menumpuk kekayaan atau ingin ketenaran dan kekuasaan.

Mereka murni menginginkan imbalan dari Allah, sehingga ketegaran berdakwah sangat istimewa. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini