Dalam Lensamu Podcast pada Kamis (02/11), Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti ditanya tentang apakah pernah merasa bosan berkhidmat di Muhammadiyah. Pertanyaan ini terlontar oleh fakta bahwa pimpinan Muhammadiyah dari berbagai level sering disibukkan dengan rapat organisasi atau pengajian rutin.
“Istri saya sering tanya kok rapat terus. Rapat terus dan nggak ngurus sendiri. Itu ngurus orang lain terus. Secara fisik mungkin capek, tapi lelah jadi lillah,” kata Sayuti dengan tulus.
Dia mengakui bahwa tugas-tugasnya mungkin menguras tenaga, namun ia menemukan kebahagiaan dalam pengabdian ini. Meskipun seringkali dihadapkan pada rapat-rapat organisasi dan pengajian rutin, tugas-tugas dalam Muhammadiyah sangat beragam. Tiap-tiap pimpinan Muhammadiyah dari ranting hingga pusat seringkali terlibat dalam berbagai aktivitas sosial, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga layanan sosial. Variasi ini membuat pengalaman berkhidmat menjadi selalu menarik dan tidak monoton.
Dalam siniar tersebut, Sayuti juga mengutip Azim Jamal dan Harvey McKinnon dalam buku “The Power of Giving,” yang menyatakan bahwa menjadi seorang dermawan biasanya membawa kebahagiaan dan kepuasan. Rasa kepuasan yang diperoleh dari membantu orang lain adalah salah satu faktor yang membuat berkhidmat di Muhammadiyah terasa begitu menyenangkan.
Menurut Sayuti, berkhidmat di Persyarikatan Muhammadiyah adalah bentuk pengabdian yang dijalani dengan penuh rasa senang, syukur dan ikhlas. Lain dari pada itu, aktif di Muhammadiyah adalah bagian dari ibadah. Ibadah tidak terbatas pada sujud menghadap Sang Khaliq, tapi juga melibatkan upaya membangun mutu pendidikan, menghadirkan fasilitas kesehatan, dan menyediakan layanan konsultasi keagamaan.
Sederhananya, berkhidmat terhadap Muhammadiyah merupakan bentuk pengabdian kepada Tuhan. Membantu orang lain adalah bentuk ibadah yang yang disenangi Allah. Keyakinan ini memberikan rasa kepuasan dan kebahagiaan spiritual yang mendalam.
“Jadi kalau capek, secara fisik ada capeknya, tapi senang saja. Urusannya gonta-ganti, hari ini ngurus apa, besok ngurus apa, tapi lillah saja. Kita niat aktif di Muhammadiyah seperti itu. Aku ingin berkontribusi untuk orang lain,” tegas Sayuti.
Dengan semua faktor ini, berkhidmat di Muhammadiyah bukan hanya sekadar tugas organisasi, tetapi juga menjadi gaya hidup yang penuh makna, tujuan, dan kebahagiaan. Hal ini menjadikan berkhidmat di Muhammadiyah sebagai pengalaman yang senang dan tidak pernah membosankan bagi banyak anggotanya. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News