Pertengkaran Penghuni Neraka
Ilustrasi: needpix
UM Surabaya

Sebagaimana dalil-dalil yang kita ketahui tentang neraka jahanam, kita tentu menjadi tahu tentang betapa dahsyatnya azab neraka jahanam yang akan dirasakan oleh penghuninya kelak.

Baik dari sisi apinya, makanannya, minumannya, pakaiannya, dan berbagai macam siksaan lainnya.

Di antara siksaan-siksaan yang Allah berikan kepada penghuni neraka jahanam adalah siksaan mental.

Di antaranya penghuni neraka akan dipermalukan dengan dipertemukannya mereka dengan makhluk yang mereka sembah ketika di dunia, sehingga terjadi pertengkaran di antara mereka.

Dari pertengkaran tersebut, para penghuni neraka tidak hanya disiksa dengan siksaan fisik, akan tetapi mereka juga disiksa dengan siksaan mental yang menambah penderitaan mereka di akhirat kelak.

Siksaan yang beragam yang diterima oleh penghuni neraka kelak menjadikan mereka akhirnya menyesal dengan penyesalan yang panjang.

Namun, penyesalan mereka tersebut tidak lagi memiliki manfaat sedikit pun bagi mereka saat itu. Oleh karenanya, di antara nama dari hari kiamat yang Allah sebutkan adalah Yaumul Hasrah (يَوْمَ الْحَسْرَةِ) yang artinya hari penyesalan.

Hari kiamat disebut dengan hari penyesalan karena pada hari itu akan banyak penyesalan yang sangat mendalam yang akan diungkapkan oleh penghuni neraka.

Bentuk pertengkaran penghuni neraka pada hari kiamat kelak bisa kita klasifikasikan menjadi tujuh bentuk pertengkaran, berdasarkan urutan ayat-ayat yang datang di dalam Al-Qur’an.

Hal ini Allah sebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 166, di mana antara orang yang mengikuti dan diikuti saling berlepas diri. Allah berfirman:

﴿إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ، وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا كَذٰلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُم بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ﴾

“(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa di hadapan mereka; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali.

Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti, ‘Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami’.

Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya sebagai bentuk penyesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.” (QS. Al-Baqarah: 166-167)

Ayat ini menggambarkan bagaimana Allah mempertemukan antara orang yang diikuti dan yang mengikuti, dan mereka sama-sama menuju neraka jahanam dan sama-sama melihat azab di hadapan mereka.

Ketika melihat azab di hadapan mereka, maka terputuslah hubungan mereka kala itu.

Mungkin yang dahulu di dunia mereka saling dekat, saling jalan bersama, saling bersama dalam melakukan kemaksiatan dan kesyirikan, saling mencintai di antara mereka, namun seluruh hubungan akan terputus ketika itu.

Allah SWT berfirman:

﴿الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ﴾

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)

Yang pertama kali berlepas diri kelak adalah para pemimpin (yang diikuti). Para pemimpin tidak mau didekati oleh para pengikutnya.

Mereka telah sadar bahwasanya mereka akan masuk neraka, akan tetapi hadirnya pengikut mereka menjadi tambahan azab baginya, sehingga mereka akhirnya ingin berlepas diri dari pengikutnya sejak awal.

Tentunya, para pengikut ketika melihat pemimpin mereka berlepas diri dari mereka akan sangat kecewa.

Orang yang dahulu di dunia mereka harap-harapkan, ternyata ketika hari itu berlepas diri dari mereka.

Hal ini tentunya memberikan penderitaan yang tidak ringan, karena hari itu mereka tidak tahu ke mana lagi harus meminta pertolongan.

Sementara penderitaan telah mereka rasakan meskipun mereka belum dimasukkan ke dalam neraka. Oleh karenanya, ketika itu mereka akan berkata:

﴿لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا﴾

“Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.” (QS. Al-Baqarah: 167)

Angan-angan tersebut pastinya menjadi sebuah penyesalan karena mereka tidak bisa lagi kembali ke dunia untuk berlepas diri dari pemimpin-pemimpin mereka.

Namun, penyesalan pada hari itu tiada guna, karena mereka tidak akan bisa keluar dari neraka jahanam sebagaimana firman Allah ﷻ,

﴿وَمَا هُم بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ﴾

“Dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.” (QS. Al-Baqarah: 167)

Kata هُم dalam ayat ini memiliki dua tafsiran di kalangan para ulama. Sebagian mengatakan bahwa هُم maksudnya adalah untuk penekanan bahwa mereka tidak akan keluar dari neraka jahanam.

Namun sebagian yang lain mengatakan bahwa maksud هُم di sini adalah penyebutan spesifik bagi orang-orang kafir di mana mereka tidak akan keluar dari neraka jahanam.

Intinya, Allah SWT telah menekankan bahwasanya orang-orang yang masuk ke dalam neraka jahanam tersebut tidak akan keluar dari neraka jahanam.

Hal ini menjadi sebuah siksaan yang sangat mengerikan, ketika seseorang masuk ke dalam neraka dan tidak bisa keluar darinya.

Adapun orang-orang bertauhid yang masuk ke dalam neraka karena maksiat mereka, mereka bisa keluar dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga setelah dicuci dosa-dosa mereka terlebih dahulu.

Perlu kita ketahui bahwasanya sebelum Allah memasukkan orang-orang musyrikin ke dalam neraka jahanam, Allah mengejek mereka terlebih dahulu bahwasanya sabar atau tidaknya mereka dalam menghadapi siksaan, tidak akan memberikan faedah bagi mereka.

Dalam surah Ath-Thur Allah berfirman:

﴿اصْلَوْهَا فَاصْبِرُوا أَوْ لَا تَصْبِرُوا سَوَاءٌ عَلَيْكُمْ إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ﴾

“Masuklah kalian ke dalamnya (rasakanlah panas apinya); baik kalian bersabar atau tidak, sama saja bagi kalian, kalian diberi balasan terhadap apa yang telah kalian kerjakan.” (QS. Ath-Thur: 16)

Hal ini berbeda ketika seseorang bersabar di dunia. Ketika seseorang tertimpa penderitaan di dunia, kesabarannya atas hal tersebut memberikan faedah baginya, dan ada sebab-sebab yang membuat dia bisa bersabar.

Bisa jadi dia bersabar karena dia tahu ada orang lain yang mendapatkan musibah yang sama. Bisa jadi dia bersabar karena dia tahu bahwasanya musibah yang dia alami akan ada ujungnya, sebagaimana ungkapan “badai pasti berlalu”.

Namun, ketika kita berbicara tentang azab neraka, maka kesabaran dengan segala sebab-sebabnya akan percuma. Benar bahwa yang disiksa bukan hanya mereka, antara pemimpin dan pengikut juga disiksa.

Namun meskipun itu menjadikan mereka lebih bisa bersabar, maka percuma saja, karena siksaan mereka tidak akan dikurangi, bahkan bisa jadi akan semakin ditambah, dan mereka tidak akan keluar dari neraka jahanam barang sesaat pun.

Oleh karenanya, mereka kelak mengungkapkan hal tersebut sebagaimana yang Allah gambarkan dalam firman-Nya:

﴿سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَجَزِعْنَا أَمْ صَبَرْنَا مَا لَنَا مِن مَّحِيصٍ﴾

“Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri.” (QS. Ibrahim: 21)

Inilah bentuk pertengkaran pertama antara penghuni neraka, bahwasanya mereka akan saling berlepas diri satu sama lain. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini