Samar T M Alhaj, mahasiswa dari Palestina (Gaza), memiliki kisah hidup yang penuh dengan ketabahan dan semangat untuk mengejar pendidikannya. Betapa tidak, ia mesti hidup jauh dari keluarga yang tinggal di Gaza Palestina yang saat ini tengah perang Hamas dan Israel.
Samar adalah mahasiswa jurusan Manajemen di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) yang mendapatkan beasiswa rektor, namun hidupnya diwarnai oleh peristiwa-peristiwa tragis yang terjadi di negaranya.
Sejak tanggal 7 Oktober, Gaza menjadi saksi perang yang mengguncang kehidupan setiap warganya. Samar dengan duka melihat rumah-rumah, gedung-gedung, sekolah, universitas, rumah sakit, dan bahkan masjid di tanah airnya hancur di bawah serangan. Kondisi kritis melanda, dengan minimnya pasokan air, listrik, koneksi, dan bahkan kesulitan untuk mendapatkan makanan.
“Seperti yang Anda lihat di media apa yang sedang terjadi sekarang di negara saya, telah terjadi perang di Gaza sejak 7 Oktober. Orang-orang di sana menderita tidak ada tempat yang aman mereka menghancurkan rumah, gedung, sekolah, universitas, rumah sakit dan masjid,” jelasnya saat di temui di Purwokerto, Rabu (8/11/2023).
Perang tersebut telah mengguncang hati Samar, terutama ketika melihat sesama warga Palestina menderita dan kehilangan nyawa. Namun, pada tanggal 22 Oktober, tragedi itu mencapai rumah keluarganya, ketika rumah orang tuanya menjadi target sasaran. Ibunya dan empat keponakannya terluka, dan Samar yang berada jauh di Indonesia tidak dapat menghindari kekhawatiran yang mendalam atas keselamatan keluarganya.
“Setiap kali saya membuka media sosial saya merasa buruk melihat orang-orang saya mati, itu menghancurkan hati saya. Tentang kondisi keluarga saya pada tanggal 22 Oktober rumah orang tua saya menjadi sasaran, ibu saya dan 4 keponakan saya terluka,” ungkapnya.
Meski dihadapkan pada tantangan yang luar biasa, Samar merasa bersyukur menjadi bagian dari UMP. Ia mengungkapkan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang memberikan dukungan padanya di tengah situasi sulit ini.
Samar merasa sangat terbantu dengan dukungan dari rektor UMP dan tim internasional kampus. Samar juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman di asrama yang selalu mendukungnya sejak hari pertama kabar tragis tentang keluarganya. Dia merasa sangat bersyukur atas bantuan dan dukungan yang diterimanya dari UMP dan seluruh komunitas kampusnya.
“Saya juga ingin berterima kasih kepada teman-teman saya di asrama yang berdiri di samping saya sejak saya menerima kabar itu dan terus memeriksa saya sejak hari pertama. Terima kasih banyak untuk semua atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada saya. Saya akan selalu bersyukur untuk semua yang telah dilakukan untuk saya,” pungkasnya. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News