Menikmati Lelahnya Ibadah
foto: al-talib.org
UM Surabaya

*) Oleh : Ust. Fatkhur Rohman,
Korbid. Majelis Tabligh PDM Kabupaten Mojokerto.

Khotbah pertama

اَلْحَمْدُ للهِ خَلَقَ الْإِنْسَانَ، عَلَّمَهُ الْبَيَان، وَحَذَّرهُ مِنْ آفَاتِ الْلِّسَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلـٰه إِلَّا الله، وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، شَهَادَةً تَفْتَحُ لِقَائِلهَا أَبْوابَ الْجِنَان، وَتُغْلِقُ عَنْهُ أَبْوابَ النِّيِرَان، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، الْمُؤيَّدُ بِالْمُعْجِزَاتِ وَالبُرهَان، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وعَلَىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، أَهْلَ الْبِرِّ وَالْإِيمَانْ، وَسَلَّمَ تَسْلِمًا كَثِيرا.

أَمَّا بَعْدُ: أَيُّها النَّاس؛ اتَّقوا الله تعالىٰ تحفَّظوا مِن ألسنتكم، واحْذروا مِن عواقبِ كلامِكم. قالَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا* يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ﴾. (الأحزاب: 70-71). فاتَّقوا الله؛ عباد الله وتحفظُّوا مِن ألسنتكم، وزِنُوا كلامكم، فإنَّ الكلام يُحْصىٰ عليكم، ويكتبُ فِي صحائفكم .﴿ مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ﴾ ( ق: 18

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji syukur kita panjatkan kepada Allah yang telah memberi kita berbagai macam kenikmatan.

Semoga karunia tersebut dapat membuat kita bersyukur dengan sebenar-benarnya. Yaitu, menggunakan semua nikmat tersebut untuk menjalankan ketaatan kepada Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah.

Selawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa ajaran Rabbaniyah.

Siapa pun yang mencukupkan diri terhadap apa yang ditinggalkan oleh nabi, maka ia telah mendapatkan ketetapan cahaya yang sempurna hingga ia bisa berjalan dalam kegelapan malam.

Sebagai khatib tidak lupa mengingatkan untuk senantiasa bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa.

Takwa dengan menaati Allah berdasarkan petunjuk dari Allah dengan berharap pahala dari-Nya. Meninggalkan perbuatan maksiat berdasarkan petunjuk dari Allah dengan rasa takut akan adzab Allah.

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah

Siapa di dunia ini yang tak merasakan lelah? Semuanya pernah mengalaminya. Kehidupan ini selalu berputar. lelah dan fresh-nya tubuh, datang bergantian.

Tak perlu kita bermimpi menghindar dari kondisi ini. Seperti impian orang-orang malas. Mukmin itu, seorang pejuang, yang siap capek demi kebaikan, yang siap berkorban demi keridhoan Allah.

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu pernah berkata:

قَدْ ارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً، وَارْتَحَلَتِ الآخِرَةُ مُقْبِلَةً، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الآخِرَةِ، وَلاَ تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا، فَإِنَّ اليَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابَ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلاَ عَمَل

“Sesungguhnya dunia semakin menjauh, sementara akhirat semakin mendekat. Masing-masing memiliki pengikut.

Maka jadilah kalian pengikut-pengikut akhirat dan janganlah menjadi pengikut-pengikut dunia.

Hari ini adalah waktu beramal bukan hisab, dan kelak adalah hari hisab dan tidak ada kesempatan untuk beramal.”

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pernah menyampaikan pesan semangat,

اَلْمُؤْمِنُ اَلْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلىَ اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِيْ كُلٍّ خَيْرٍ، اِحْرِصْ عَلىَ ماَ يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّيْ فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرَ اللَّهُ وَماَ شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَـفْتَـحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.” أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

“Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah, namun pada masing-masing (dari keduanya) ada kebaikan.

Bersemangatlah terhadap hal-hal yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan menjadi lemah.

Jika kamu ditimpa sesuatu, jangan berkata seandainya aku berbuat begini, maka akan begini dan begitu, tetapi katakanlah Allah telah menakdirkan, dan kehendak oleh Allah pasti dilakukan.

Sebab kata ‘seandainya’ itu dapat membuka perbuatan setan.” (HR. Muslim)

Sehingga untuk memiliki iman yang sempurna, seorang harus siap berjuang, siap capek demi meraih cinta Sang Pencipta.

Yang menjadi persoalan, bukan soal capek nggak capek. Tapi, untuk apa seorang menghabiskan capeknya?

Coba kita lihat ke luar sana, betapa banyak orang-orang yang durhaka kepada Allah ta’ala, rela bercapek-capek.

Bahkan mereka menikmati capek mereka. Bahkan mereka berusaha menghibur diri dengan kata-kata ‘mutiara’ untuk tetap bertahan dan sabar, melalui capek mereka.

Orang-orang kafir, rela bercapek ria, demi membela kekafirannya. Pada pendosa, rela bercapek ria, sampai terwujudlah dosanya.

Mereka mencari neraka, pun rela untuk capek. Para pencari surga, sungguh hadis lebih rela untuk capek.

Seribu pasukan musyrik rela berjalan menuju Badr, di musim panas yang menyengat. Karena perang Badr terjadi di bulan Ramadan, yang identik dengan musim panas. Bulan Ramadan sendiri disebut Ramadan, karena panasnya cuaca di bulan tersebut.

Berjalan kaki sepanjang 500 san km, di tengah terik matahari yang membakar, melewati gunung-gunung batu yang gersang, dan padang pasir yang kering panas.

Untuk apa mereka bercapek-capek ini? Menerangi kekasih Allah, mencari kemurkaan Allah!

Bahkan sepuluh ribu pasukan musyrik, rela capek berjalan ke Madinah, berperang di tengah terik matahari, bulan Syawal, saat perang Uhud, menguras pikiran dan mengurus otot, untuk memperjuangkan kemusyrikan mereka, mencari neraka Allah!!

Fir’aun dan bala tentaranya, rela capek mengejar Nabi Musa dan pengikutnya, sampai rela menyeberangi laut, hingga mereka mati dalam capek tenggelam di laut merah.

Tentu beda capeknya kaum musyrikin itu dengan orang-orang beriman. Capeknya orang-orang kafir adalah kepedihan, siksaan dan murka Allah. Adapun capeknya orang-orang beriman, adalah kenangan bahagia, nikmat dan rida Allah.

إِن يَمۡسَسۡكُمۡ قَرۡحٞ فَقَدۡ مَسَّ ٱلۡقَوۡمَ قَرۡحٞ مِّثۡلُهُۥۚ وَتِلۡكَ ٱلۡأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيۡنَ ٱلنَّاسِ وَلِيَعۡلَمَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَيَتَّخِذَ مِنكُمۡ شُهَدَآءَۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ

Jika kalian (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa.

Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada.

Dan Allah tidak menyukai orang-orang zalim. (QS. Ali ‘Imran : 140)

Suatu hari Umar melewati seorang pendeta, kemudian beliau memanggilnya, “Pak Pendeta…”Saat memandangi si pendeta, Umar tiba-tiba menangis.

“Apa gerangan yang membuat Anda menangis Ya Amirul Mukminin?” tanya heran sang pendeta.

ذكرت قول الله ، – عز وجل في كتابه (عاملة ناصبة تصلى نارا حامية ) فذاك الذي أبكاني

“Aku teringat, “tanggap Umar, “firman Allah ‘azza wa jalla:

عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ ﴿٣﴾ تَصْلَىٰ نَارًا حَامِيَةً

Dia bekerja keras lagi kepayahan. Namun pada akhirnya dia memasuki api yang sangat panas (neraka).

Diriwayatkan dari Ikrimah dan As-Suddi, tentang makna ayat ini,

( عاملة ) في الدنيا بالمعاصي ( ناصبة ) في النار بالعذاب والأغلال

“Dia bekerja keras lagi kepayahan,” yakni dengan maksiat-maksiat saat di dunia. “Namun pada akhirnya dia memasuki api yang sangat panas.” Yakni di neraka yang berisi azab yang sangat pedih.

Maka jika mereka pun berani capek untuk mencari neraka Allah, mengapa kita berani capek untuk mencari surga Allah?!

Rob kita Senang Melihat Capek kita Karena Ibadah

Allah amat senang melihat bekas-bekas capeknya orang-orang beriman, saat mereka berjuang menggapai rida-Nya.

Tentang jamaah haji yang sedang wukuf di padang Arofah, Nabi bersabda,

إن الله تعالى يباهي ملائكته عشية عرفة بأهل عرفة ، فيقول : انظروا إلى عبادي أتوني شعثا غبرا

“Sesungguhnya Allah membanggakan penduduk Arafah kepada malaikat-Nya pada siang Arafah, Seraya berfirman, “Lihatlah kepada hamba-Ku mereka datang dalam kondisi lusuh dan berdebu.” (HR. Ahmad. Disahihkan oleh Albani)

Tentang mujahid yang gugur di jalan Allah, Nabi mengatakan:

ما من مكلوم يكلم في سبيل الله والله أعلم بمن يكلم في سبيله إلا جاء يوم القيامة وكلمه يثعب دما ، اللون لون الدم ، والريح ريح المسك

“Tidak ada seorang pun yang terluka di jalan Allah, dan Allah lebih tahu siapa yang benar-benar terluka di jalan-Nya (yakni yang jujur dan ikhlas), kecuali dia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan lukanya mengalirkan darah, warnanya warna darah, dan aromanya aroma kasturi (misk).” (HR. Tirmidzi).

Ma’ayiral Mu’minin Rahimakumullah

Demikian lelah kita bernilai ibadah di hadapan Allah SWT kalau berusaha bagaimana perbuatan kita nikmati karena Allah. Semoga bermanfaat dan menjadi wasilah kebaikan bagi kita semua, Amiin ya rabbal’alamin.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا َوَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ

Khotbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيداً. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ .اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيننَا اَلَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَا نَا اَلَّتِي فِيهَا مَعَاشنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِي إِلَيْهَا مَعَادنَا وَاجْعَلْ اَلْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ اَلْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini