Pengurus PP Muhammadiyah Memandu Konferensi Internasional Tentang Wanita di Arab Saudi
Ai Fatimah Nur Fuad usai menyampaikan materi diskusi. foto: ist

Organisasi Kerjasama Internasional (OKI) bekerja sama dengan Kementrian Luar Negeri Arab Saudi mengadakan Konferensi Internasional tentang Women in Islam: Status and Empowerment, 6-8 November 2023.

Konferensi yang diadakan di Hotel Hilton Jeddah Arab Saudi ini, fokus membahas peran signifikan perempuan di dunia muslim dan menekankan pentingnya berbagi pandangan dan pengalaman mengenai berbagai upaya yang dilakukan di berbagai negara anggota OKI dalam pemberdayaan perempuan muslim.

Konferensi ini menghadirkan Menteri-menteri anggota negara-negara yang tergabung dalam OKI, pimpinan organisasi dunia, intelektual dan pakar dalam berbagai topik bahasan mengenai status dan pemberdayaan perempuan.

Dalam konferensi ini hadir Menteri Luar Negeri Indonesia, HE. Retno Marsudi yang berpidato dalam opening ceremony hari pertama sebagai perwakilan menteri dari negara-negara Asia.

Pada hari kedua konferensi memberikan pernyataan dari kepala delegasi negara-negara anggota OKI yang berjumlah 57 negara.

Retno menyampaikan bahwa pidatonya didedikasikan untuk perempuan di berbagai belahan dunia, terutama perempuan di Palestina.

“Kita semua bersama perempuan dan warga Palestina dan kita tidak akan tinggal diam menyaksikan penderitaan rakyat Palestina,” katanya.

Selain itu, imbuh Retno, hak perempuan adalah bagian tak terpisahkan dalam ajaran Islam dan partisipasi perempuan dalam pembangunan dan kemasyarakatan sangatlah krusial.

Dalam konferensi ini, OKI juga mengundang akademisi dan peneliti dari Indonesia, Ai Fatimah Nur Fuad untuk menyampaikan pandangannya dalam satu sesi panel berjudul Equal Opportunities to Education between Men and Women in the Muslim World.

Dalam sesi tersebut, Ai Fatimah menegaskan pentingnya kesetaraan pendidikan untuk perempuan di negara-negara muslim. Hal ini dikarenakan, perempuan terdidik akan berpartisipasi dan berkontribusi lebih aktif dalam pembangunan.

“Kehadiran banyak perempuan terdidik dalam satu negara akan secara efektif turut menghapus kekerasan gender, diskriminasi, dan praktik patriarkis lainnya. Selain itu, akan membuat masyarakat Muslim lebih inklusif, egaliter dan maju”, ujarnya.

Dalam sesi panel tersebut, Ai Fatimah Nur Fuad dikenalkan oleh panitia dan moderator sebagai Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) UHAMKA dan sebagai anggota Pengurus Pusat Muhammadiyah dan Pengurus Pusat MUI, bidang Hubungan dan Kerjasama Internasional.

Ia merupakan representasi akademisi dari Indonesia yang duduk berdampingan dengan pembicara dari negara OKI lainnya, yaitu Afghanistan, Saudi Arabia, Mauritania, dan Gambia.

Konferensi OKI kali ini menghasilkan Jeddah Document dan Final Communique, yang secara umum menekankan bahwa prinsip-prinsip Islam mengandung pesan komprehensif dan holistik mengenai kesetaraan laki-laki dan perempuan.

Islam memberikan perempuan hak-hak yang sama dengan laki-laki untuk maju, berdaya, dan bermanfaat untuk masyarakat dan negara. (*/tim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini