*) Oleh: Masun Azali Amrullah, M.Ag
Wakil Ketua PDM Kabupaten Ngawi
Ketika kita menonton televisi, banyak sekali ditemukan acara tentang gosip para selebriti. Ini menunjukkan betapa pemirsa televisi, masyarakat kita, amat menyenangi gosip, ngrumpi.
Yang salah satu konsekuensinya, kita tahu, ada banyak konflik antar artis. Bahkan, ada tuntutan sampai miliaran rupiah.
Itulah sebabnya Nabi Muhammad saw mengumpamakan kepada orang yang melakukan ghibah, ngrumpi itu tadi, seperti layaknya orang yang memakan daging saudaranya sendiri yang sudah meninggal. Orang yang telah meninggal tentu tidak merasakan jasadnya disakiti
Alkisah, suatu ketika di zaman Rasulullah, seseorang dihukum rajam karena melakukan perbuatan zina. Orang itu sudah betul-betul bertobat dan bersedia dirajam demi membersihkan dosa besarnya.
Tapi, tiba-tiba Rasulullah saw mendengar dua orang laki-laki menggunjingkan orang yang mati dirajam itu, menjelek-jelekkan orang yang dirajam itu bak seekor anjing.
Rasulullah saw berkata: “Wahai kalian Fulan berdua, apa yang kamu ceritakan tentang saudaramu itu tadi lebih menjijikkan daripada makan bangkai himar.
Demi Allah, sesungguhnya dia orang mati dirajam itu sekarang sedang bersenang-senang di sungai-sungai di surga dan berendam di dalamnya, dalam kenikmatan.”
Ghibah artinya mengumpat atau menggunjing yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain yang tidak hadir di hadapannya, dengan perkataan yang tidak disukai seandainya orang yang digunjingkan itu mendengarnya.
Baik benar ataupun tidak, tetap merupakan dosa dan haram hukumnya menyebarluaskan berita aib.
Seringnya yang digunjing tidak lain hanya perbuatan membumbui lagi dengan berbagai macam cerita hingga jauh menyimpang dari kenyataan yang sesungguhnya dan dapat mengarah ke fitnah yang dosanya jauh lebih besar dari pembunuhan
Ghibah hanya akan menebar benih permusuhan, menimbulkan kebencian, dendam. Orang yang melakukan ghibah sesuai sabda Rasulullah saw, akan mengalami kerugian besar, bangkrut!
Karena pahala amal kebaikannya, yang dia kumpulkan dengan susah payah siang maupun malam, harus dia berikan kepada orang yang menjadi sasaran rumpiannya.
Dosa-dosa orang yang digosipkan akan ditanggung oleh yang menggosipkan. Maka, bangkrutlah amal ibadahnya. Naudzubillah!
Jika tidak bisa berkata baik, lebih baik diam, sesuai sabda Rasulullah saw:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik, atau jika beriman kepada tidak bisa hendaklah diam.” (HR Bukhari-Muslim). (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News