Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:
“Seorang laki-laki datang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta izin ikut berjihad. Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
أَحَيٌّ وَالِدَاكَ؟
“Apakah kedua orang tuamu masih hidup?”
Laki-laki tersebut menjawab, “Ya.” Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata:
فَفِيهما فَجَاهِدْ
“Berjihadlah terhadap keduanya.” (HR. Al-Bukhari)
Kandungan Hadis:
1️. Semangat para sahabat untuk meminta nasihat dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
2️. Menunjukkan keutamaan jihad.
3️. Anjuran Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk memperhatikan keadaan orang tua.
4️. Amal kebaikan itu memiliki keutamaan yang berbeda. Bakti pada orang tua lebih utama dari jihad yang sunah.
5️. Orang yang ingin kebaikan terkadang akan terhalang dari kebaikan yang diinginkannya bila tidak bertanya pada ahli ilmu.
6️. Para dai hendaknya menjadi manusia yang paling berbakti pada orang tua mereka. Bisa dengan cara mendoakan mereka, mengajak mereka pada jalan kebaikan, atau berbakti pada mereka.
7️. Teladan para nabi dalam berbakti pada orang tua diikuti oleh para ulama Islam, mereka adalah orang yang paling berbakti pada orang tua.
8️. Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata, “Sungguh aku dapati orang-orang di zaman sekarang tidak memperhatikan berbakti pada orang tua dan tidak menganggapnya sebagai kewajiban agama dan mereka bahkan memutuskan silaturahmi dengan orang tua.
Bakti pada orang tua itu dengan taat pada mereka dalam perkara yang tidak membahayakan, mendahulukan perintah mereka dari ibadah sunah, menjauhi larangan mereka, berinfak untuk mereka, memperhatikan adab dan pada mereka, tidak mengangkat suara pada mereka, dan bersabar menghadapi mereka.”
*Disarikan dari Kitab Arba’un Haditsan fi at-Tarbiyyah wal Manhaj disusun oleh Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad bin Abdullah as-Sadhan hafizhahull. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News